Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara: Difference between revisions
No edit summary |
m (Text replacement - "Penulis: Yerry Wirawan" to "{{Penulis|Yerry Wirawan|Universitas Sanata Dharma|Dr. Farabi Fakih, M.Phil.}}") |
||
Line 7: | Line 7: | ||
Peristiwa 1965 juga berdampak pada kehidupan Tan Joe Hok. Dia mengganti namanya menjadi Hendra Kartanegara dan menjalani semua prosedur birokrasi yang Panjang serta rumit untuk mendapatkan surat bukti kewarganegaraan (SBKRI). Pada tahun 1969 dan 1970, Tan Joe Hok memulai karir barunya sebagai pelatih. Dia bekerja di Hong Kong dan Meksiko selama dua tahun. Pada tahun 1972, dia kembali ke Indonesia dan menjadi pengusaha pengendalian hama. Pada tahun 1982, Tan Joe Hok kembali bergelut di dunia bulu tangkis. Dia menjadi pelatih pelatnas untuk tim Thomas Cup 1984 yang berhasil mengantar Indonesia memenangkan kejuaraan tersebut. | Peristiwa 1965 juga berdampak pada kehidupan Tan Joe Hok. Dia mengganti namanya menjadi Hendra Kartanegara dan menjalani semua prosedur birokrasi yang Panjang serta rumit untuk mendapatkan surat bukti kewarganegaraan (SBKRI). Pada tahun 1969 dan 1970, Tan Joe Hok memulai karir barunya sebagai pelatih. Dia bekerja di Hong Kong dan Meksiko selama dua tahun. Pada tahun 1972, dia kembali ke Indonesia dan menjadi pengusaha pengendalian hama. Pada tahun 1982, Tan Joe Hok kembali bergelut di dunia bulu tangkis. Dia menjadi pelatih pelatnas untuk tim Thomas Cup 1984 yang berhasil mengantar Indonesia memenangkan kejuaraan tersebut. | ||
Penulis | {{Penulis|Yerry Wirawan|Universitas Sanata Dharma|Dr. Farabi Fakih, M.Phil.}} | ||
Revision as of 13:00, 11 August 2023
Tan Joe Hok adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang berasal dari latar keluarga sederhana. Tan Joe Hok lahir di Bandung pada 11 Agustus 1937. Ayahnya Bernama Tan Tay Ping yang bekerja sebagai pedagang tekstil dan ibunya Khoe Hong Nio. Masa kecil Tan Joe Hok dalam situasi tidak menentu. Dia harus hidup berpindah-pindah tempat tinggal karena perang, sehingga akhirnya keluarganya tinggal di Bandung. Pendidikan dasar dan menengah Tan Joe Hok ditempuhnya di kota tersebut. Dia melanjutkan pendidikan tinggi di bidang Kimia dan Biologi di Baylor University, Texas pada tahun 1959 yang diselesaikannya tahun 1963. Istrinya bernama Goei Kiok Nio yang juga seorang atlet bulu tangkis.
Awal mula perkenalan Tan Joe Hok dengan dunia bulu tangkis terjadi dengan tidak sengaja. Kegemarannya bermain olahraga ini dimulai saat dia bermain bulu tangkis di dekat rumahnya dan memenangkan sejumlah pertandingan. Kemudian Tan Joe Hok diajak bergabung dengan klub bulu tangkis di Bandung. Namanya mulai dikenal saat Tan Joe Hok memenangkan kejuaraan bulu tangkis di Surabaya tahun 1956. Di tahun yang sama, dia mulai ikut kejuaraan internasional di Malaysia dan kembali memenangkan kejuaraan di sana.
Di usia masih sangat muda, Tan Joe Hok telah menarik perhatian karena mampu mengalahkan sejumlah bintang bulu tangkis ternama saat itu. Prestasinya disusul kemudian dengan menjadi juara nasional tunggal putra pada tahun 1957. Tan Joe Hok bersama Ferry Sonneville, Eddy Yusuf, Olich Solihin, Lie Po Djian, Tan King Gwan dan Njoo Kim Bie mewakili Indonesia dalam kejuaraan Thomas Cup 1958 dan memenangkan pertandingan tersebut. Kemenangan di kejuaraan Thomas Cup ini merupakan yang pertama kali bagi Indonesia. Karenanya Tan Joe Hok beserta tim Indonesia disambut dengan perayaan arak-arakan di tanah air. Prestasi lainnya kemudian saat Tan Joe Hok memenangkan The All-England pada tahun 1959. Selanjutnya dia kembali mewakili Indonesia di kejuaraan Thomas Cup 1961 dan 1964 dengan membawa pulang piala kemenangan dari kejuaraan tersebut. Dia juga memenangkan Kanada terbuka tahun 1959 dan kejuaraan Ameriak terbuka juga di tahun yang sama 1959. Di tengah kesibukan kuliahnya, Tan Joe Hok kembali ke tanah air dan mengukir prestasi dengan menjadi juara Asian Games tahun 1962. Berbagai prestasinya ini Tan Joe Hok mendapatkan tanda jasa Satya Lencana Kebudayaan dari Sukarno pada 15 Juni 1961.
Peristiwa 1965 juga berdampak pada kehidupan Tan Joe Hok. Dia mengganti namanya menjadi Hendra Kartanegara dan menjalani semua prosedur birokrasi yang Panjang serta rumit untuk mendapatkan surat bukti kewarganegaraan (SBKRI). Pada tahun 1969 dan 1970, Tan Joe Hok memulai karir barunya sebagai pelatih. Dia bekerja di Hong Kong dan Meksiko selama dua tahun. Pada tahun 1972, dia kembali ke Indonesia dan menjadi pengusaha pengendalian hama. Pada tahun 1982, Tan Joe Hok kembali bergelut di dunia bulu tangkis. Dia menjadi pelatih pelatnas untuk tim Thomas Cup 1984 yang berhasil mengantar Indonesia memenangkan kejuaraan tersebut.
Penulis: Yerry Wirawan
Instansi: Universitas Sanata Dharma
Editor: Dr. Farabi Fakih, M.Phil.
Referensi
Leo Suryadinata. Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. 4th edition. Singapore: ISEAS, 2015.
Sam Setyautama, Suma Mihardja (eds.). Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: KPG, 2008.
Nunuy Nurhayati. “Tan Joe Hok, Perintis di Pentas Bulu Tangkis, Terasing di Negeri Sendiri”. Tempo, 14 September 2009.