Lilis Suryani

From Ensiklopedia
Revision as of 15:37, 20 July 2023 by Admin (talk | contribs) (Created page with "Lilis Suryani adalah seorang penyanyi beraliran pop. Ia lahir pada 22 Agustus 1948 dan wafat pada 7 Oktober 2007 karena kanker rahim. Lilis menamatkan pendidikan  dasar di Sekolah Rakyat di Jakarta dan melanjutkannya di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo. Memiliki suara yang lantang dan artikulasi yang jelas membuat Lilis kemudian terjun dalam dunia seni musik sejak ia berusia 12 tahun. Tawaran menyanyi pun didapatkannya sejak remaja, termasuk menyanyi di istana nega...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Lilis Suryani adalah seorang penyanyi beraliran pop. Ia lahir pada 22 Agustus 1948 dan wafat pada 7 Oktober 2007 karena kanker rahim. Lilis menamatkan pendidikan  dasar di Sekolah Rakyat di Jakarta dan melanjutkannya di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo. Memiliki suara yang lantang dan artikulasi yang jelas membuat Lilis kemudian terjun dalam dunia seni musik sejak ia berusia 12 tahun. Tawaran menyanyi pun didapatkannya sejak remaja, termasuk menyanyi di istana negara. Di sana ia menyanyikan lagu Sunda berjudul “Tjai Kopi” (Ginting, 2007: 26).

Sumber: Ginting, 2007: 25


Pada 1963 Lilis mulai tampil di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Seorang pemilik perusahaan musik Irama Record, Suyoso Karsono (Mas Yos), melihat bakat yang dimiliki Lilis dan mengajaknya untuk rekaman. Lilis pun mulai masuk dapur rekaman di bawah label Irama Record dengan lagu bikinannya sendiri berjudul “Dikala Malam Tiba”. Ia juga menyanyikan lagu ciptaan Titiek Puspa berjudul “Gang Kelinci” (Endah, 2008: 182).

Sebagai pendatang baru, lagu-lagu Lilis mulai diperdengarkan di radio-radio di Indonesia. Lagu-lagu tersebut tidak hanya bertema keseharian, namun ia juga dengan tema nasionalisme, seperti lagu “Si Baju Loreng”, “Pergi Berjuang”, “Tiga Malam”, “Kau Pembela Nusa Bangsa”, “Mohon Diri”, dan “Berita”. Pada 1963 Lilis Suryani juga menyanyikan lagu karya Soetedjo yang berjudul “Oentoek Padoeka Jang Moelia Presiden Soekarno” (Ginting, 2007: 26-27).

Pada 1965, Presiden Sukarno sedang berupaya untuk membendung budaya Barat yang masuk ke Indonesia, salah satunya lagu-lagu rock and roll dan pop yang disebutnya sebagai music ngak ngik ngok. Sebagai tandingannya, ia membentuk band Indonesia yang mengangkat budaya nasional dengan nama The Lensoit. The Lensoit menjadi bagian dari grup istana, sebagai band penghibur saat presiden Sukarno mengadakan lawatan ke berbagai negara. Dibuat pula sebuah album kompilasi berjudul “Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso” di bawah Irama Record. Dalam album tersebut, Lilis Suryani dan Bing Slamet menyanyikan lagu “Genjer-Genjer” ciptaan Muhammad Arief (Zulkifli, dkk (eds.), 2014: 118-119; Hayaze, 2021: 195).

Pada 1968 Lilis menjadi drummer dalam grup musik perempuan bernama “The Females” bersama Rita Rachman dan Rose Sumanti. Popularitas Lilis tidak hanya di Indonesia, namun juga hingga ke Malaysia, Singapura dan Filipina. Bersama Bing Slamet, lagunya dirilis oleh perusahaan rekaman Phillips di Singapura dan dicetak ulang di Malaysia (Ginting, 2007: 28-29).

Penulis: Siti Utami Dewi Ningrum


Referensi

Alberthiene Endah (2008), Titiek Puspa, A Legendary Diva. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arif Zulkifli, dkk. (eds.) (2014). Lekra dan Geger 1965. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Ginting, Asriat (2007), Musisiku. Jakarta: Republika.

Nabiel A. Karim Hayaze (2021), Mendendang Fambus Memeluk Indonesia: Legenda Seniman Musik Indonesia Keturunan Arab. Garudhawaca.