Indonesisch Persbureau

From Ensiklopedia


Indonesisch Persbureau atau Kantor Berita Indonesia merupakan kantor berita yang didirkan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di Belanda saat ia diasingkan bersama dua orang tokoh pergerakan lainnya, Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Indonesisch Persbureau didirikan dengan pinjaman uang dari H. Van Kol, seorang Belanda yang pernah bekerja di Departemen Pekerjaan Umum di Jawa. Uang pinjaman itu sebesar f 500 yang akan dikembalikan secara berangsur oleh Suwardi sebesar f 25 setiap tanggal 1 per bulannya. Sekretariat kantornya beralamat di jalan Fahrenheitstraat 473, Den Haag (Wiryopranoto 2017: 55, 111).

Tujuan utama pendirian kantor berita Indonesia ini adalah memberikan gambaran dan penjelasan kepada masyarakat Belanda mengenai apa yang sebenarnya terjadi di wilayah koloni Hindia Belanda kala itu (Wiryopranoto 2017:111). Kantor berita ini juga bertindak sebagai sarana penghubung antara pers Belanda dan pers di Indonesia. Kantor berita ini juga mendistribusikan buletin yang memuat monografi atau karya campuran mengenai kondisi politik, ilmu pengetahuan dan seni di Indonesia. Untuk itu pula, kantor berita ini bekerja sama dengan para pakar  dan berbagai organisasi di Indonesia. Kantor berita juga terkadang menyelenggarakan pertemuan-pertemuan publik dan malam kesenian (Indonesisch Persbureau, 1918).

Indonesisch Persbureau juga menerbitkan Monografi Hindia (Indische Monografieën) setiap bulannya. Setiap monograf berkisar 16 hingga 48 halaman dengan ukuran Royal Octavo. Monograf ini dijual dengan harga f 0.5 hingga f 1 per salinannya. Jika berlangganan 6 salinan berturut-turut dikenakan harga f 2.5 sedangkan untuk 12 salinan seharga f 5. Setiap monograf ditulis oleh orang Indonesia atau Tionghoa dengan juga mencantumkan pendapat dari ahli Belanda baik dalam bentuk esai maupun dalam bentuk wawancara (Fromberg 1918: II).

Beberapa penulis yang menjadi kontributor pada monograf Indonesisch Persbureau adalah Baginda Dahlan Abdoellah, Han Tiauw Tjong, Goenawan Mangoenkoesoemo, R. M. Noto Soeroto, Ger. S. Ratu Langie, G. Soewarno, R. M. A.Soorjo Poetro, S. Surya Ningrat, W. K. Tehupeiory, R. Tuumbelaka dan Yap Hong Tjoen. Monograf ini juga menyantumkan wawancara dengan beberapa ahli seperti Mr. J. H. Abendanon, Dr. N. Adriani, Prof. Dr. J. Boeke, H. Colijn, Prof. Dr. C. Van Eerde, Mr. D. Fock, Mr. P. H. Fromberg, G. L. Gonggrijp, J. B. Van Heutsz, Prof. Dr. J. H. F. Kohlbrugge, Dr. E. B. Kielstra, H. Van Kol, C. Lekkerkerker, Prof. Dr. J.J. Van Loghem, Dr. H. Lovink, Mr. Th. B. Pleitje, Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje, H. F. Tillema, Mr. G. Vissering, dan Prof. Mr. Dr. C. Van Vollenhoven (Indonesisch Persbureau, 1918).

Melalui kantor berita ini, Soewardi gencar mempropagandakan ide mengenai kebebasan dan kemerdekaan rakyat Indonesia melalui tulisan-tulisannya. Salah satunya berjudul “Het Indisch-nationaal Streven” (Perjuangan Bangsa Hindia), “De Inlandsche Pers, zooals ze is en zooals ze wezen moet” (Pers Pribumi, sebagaimana adanya dan sebagaimana mestinya), dan “De jaren 1908 t/m 1918, een Critisch-cronologisch Resume” (Tahun 1908 hingga 1918, resume kritis-kronologis) (Indonesisch Persbureau, 1918).

Penulis: Afriadi
Instansi: Universitas Indonesia
Editor: Dr. Bondan Kanumoyoso


Referensi

Fromberg, P. H. 1918. Het Geval-Soewardi. Den Haag: Indonesisch Persbureau.

Indonesisch Persbureau. 1918. Indië in de Nederlansche Studentenwereld. Den Haag: Indonesisch Persbureau.

Wiryopranoto, Suhartono, dkk. 2017. Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional.