Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD)

From Ensiklopedia

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia, khususnya Angkatan Darat. Kostrad dibentuk atas usul dari Jenderal A. H. Nasution pada tahun 1960. Kala itu, Nasution menjabat sebagai Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) (Ninawati 2017:191; Kostrad 2022).

Pementukan pasukan elit ini didasari kekhawatiran Nasution akan kondisi Indonesia yang tengah melawan Belanda dalam pembebasan Irian Barat. Pada masa itu, pembagian wilayah teritorium telah dihapuskan dan diganti dengan Komando Daerah Militer (Kodam). Kodam pada umumnya terdapat di setiap provinsi. Setiap Kodam membawahi beberapa Komando Ressort Milliter (Korem), brigade-brigade dan batalyon-batalyon. Sehingga, menurut Nasution, perlu adanya sebuah pasukan tempur khusus yang siap diterjunkan dalam kondisi apapun. Melalui Surat Keputusan No. Kpts-1067/12/1960, Kasad Nasution membentuk sebuah Cadangan Umum Angkatan Darat (CADUAD) yang kelak berubah nama menjadi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) (Ninawati 2017:191; Imran dkk. 1971:103).

Surat keputusan Kasad Nasution soal pembentukan CADUAD kemudian diimplementasikan dalam bentuk kelompok kerja yang diketuai oleh Brigjen TNI Soeharto. Anggota kelompok tersebut terdiri atas Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma, Letkol Inf Slamet Sudibyo, Letkol Inf Muwardi, Letkol Inf Amir Mahmud, Letkol Inf  Soegoro, dan Mayor Inf Joko Basuki. Pada 6 Maret 1961, secara resmi CADUAD dibentuk dengan Mayjen Soeharto ditunjuk sebagai Panglima KORRA I CADUAD. Prajurit diambil dari masing-masing kodam di wilayah Indonesia (Kostrad 2022).

Pada akhir  1961, Presiden Sukarno mengumandangkan komando pembebasan Irian Barat, yang dikenal dengan istilah Trikora (Tri Komando Rakyat). CADUAD kemudian mendapat kepercayaan untuk melaksanakan komando Trikora ini. Melalui Kepres No. 1 tahun 1962, Presiden membentuk Komando Mandala yang berasal dari CADUAD untuk melakukan operasi militer pembebasan  Irian Barat. Komando Mandala kemudian dikepalai oleh Mayjen Soeharto (Imran dkk. 1971: 115).

Melalui pengalaman di Irian Barat, Mayjen Soeharto merasa diperlukan adanya pasukan cadangan strategis. Usulannya pun diterima oleh Kasad Nasution dengan mengubah CADUAD menjadi KOSTRAD melalui Surat Keputusan No. Kpts-178/2/1963 tanggal 19 Februari 1963. Tugas utama Kostrad adalah melaksanakan operasi militer baik secara mandiri maupun dalam bentuk operasi gabungan untuk mempertahankan NKRI. Dari segi pembinaan, Kostrad berada di bawah KASAD, sedangkan dari segi operasional, Kostrad berada di bawah komando langsung Panglima TNI (Kostrad 2022). Kostrad kemudian berkembang menjadi pasukan elit Angkatan Darat. Salah satu kontribusi besar Kostrad dalam perkembangan sejarah Indonesia adalah terkait keterlibatannya memulihkan kondisi Indonesia pasca Gerakan 30 September 1965. Peristiwa 65 menjadi titik balik kekuatan-kekuatan di tubuh internal TNI. Setelah meletusnya peristiwa September 65, Mayjen Soeharto sebagai Pangkostrad sempat mengambil alih komando seluruh Angkatan Darat (Imran 1971:145-150).

Penulis: Afriadi
Instansi: Universitas Indonesia
Editor: Dr. Bondan Kanumoyoso


Referensi

Ninawati, Cicih, dkk. Oktober 2017. Peranan Brigadir Jenderal Soeharto dalam Membangun Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) Tahun 1961-1965. FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Vol. 6 No. 2. Universitas Pendidikan Indonesia, Hal. 190-202.

Sejarah KOSTRAD. Diakses dari https://kostrad.mil.id/sejarah/ pada 16 Juni 2022 Pukul 10.33 WIB.

Imran, Amrin, dkk. 1971. Sedjarah Perkembangan Angkatan-Darat. Jakarta: Departemen Pertahanan-Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.