Kompleks Gedung MPR/DPR RI

From Ensiklopedia

Kompleks Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat (MPR/DPR) Republik Indonesia, terletak di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, merupakan gedung di mana badan legislatif pemerintah Republik Indonesia bersidang.

Kompleks Gedung MPR/DPR pertama didirikan atas prakarsa Presiden Sukarno melalui Surat Keputusan Presiden RI No.48/1965 (8 Maret 1965) tentang pembangunan political venues di Jakarta. Awalnya, Kompleks Gedung MPR/DPR beserta Komplek Gelora Bung Karno merupakan bagian dari proyek-proyek mercusuar Sukarno yang dibangun untuk menyambut Asian Games, Conference of the New Emerging Forces (CONEFO), dan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) (Sekretariat Jenderal MPR RI 2006, 108).

Pembangunan gedung ini dipimpin langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kolonel Suprajogi melalui Komando Pembangunan Proyek Conefo (Kopronef). Seperti proyek-proyek political venues Sukarno lainnya, pembangunan Gedung CONEFO melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik sipil maupun militer. Hal ini juga disebabkan oleh tenggat waktu yang cukup singkat—Sukarno menginginkan gedung ini rampung pada 17 Agustus 1966—sehingga dibutuhkan mobilisasi tenaga dan sumber daya yang cepat dengan organisasi yang bersifat militer (Sekretariat Jenderal MPR RI 2006, 109).

Hal ini terlihat di pembagian kerja pembangunan kompleks. Main Conference Building misalnya, ditangani oleh PN Hutama Karya, Gedung Sekretariat dibangun oleh PN Adhi Karya, instalasi listrik digarap oleh PN Wijaya Karya, dan seterusnya (Sukada, Pour, and Syatria 1995, 30). Pembangunan pun melibatkan belasan tenaga dosen dan mahasiswa Teknik dari seluruh Indonesia. Setelah Peristiwa 30 September 1965, Pemerintah Orde Baru Soeharto memutuskan untuk menggunakan gedung ini sebagai tempat sidang dan kerja MPR/DPR. Konstruksi Kompleks Gedung MPR/DPR ini pertama selesai pada tahun 1968, meskipun pembangunan gedung-gedung lainnya masih berjalan hingga 1983.

Arsitektur Kompleks Gedung MPR/DPR dirancang oleh Ir. Soejoedi Wirjoatmodjo, arsitek modernis Indonesia yang kerap dipercaya Sukarno merancang proyek-proyek arsitektur di Indonesia, seperti Gedung Sekretariat ASEAN, Gedung Kementerian Perhubungan, dan Gedung Kementerian Kehutanan. Karya Ir. Soejoedi mengintegrasikan modernitas dan tradisi Jawa, sebuah ciri khas daripada gaya konstruksi pasca-kolonial di Indonesia (WIrjomartono 2013, 182–83). Ciri khas Komplek Gedung MPR/DPR adalah struktur dan konstruksi atapnya yang merupai kepak sayap burung Garuda, yang konsep awalnya dicetuskan oleh Ir. Sutami (Sekretariat Jenderal MPR RI 2006, 111–12). Di bawah pemerintahan Orde Baru, nama-nama bangunan di Kompleks Gedung MPR/DPR menggunakan bahasa Sansekerta, seperti Grahatama (awalnya Main Conference Building) dan Lokawirasabha (awalnya Secretariat Building) (Sukada, Pour, and Syatria 1995, 63). Penamaan ini pun berubah kembali masa Reformasi 1998 hingga kini, dimana gedung-gedung ini dikenal dengan nama Nusantara I hingga V.

Penulis: Norman Joshua Soelias
Instansi: Northwestern University
Editor: Dr. Andi Achdian, M.Si

Referensi

Sekretariat Jenderal MPR RI. 2006. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia: Sejarah, Realita Dan Dinamika. Jakarta: Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Sukada, Budi A., Yulius Pour, and Hilmi Syatria. 1995. Gedung MPR/DPR RI: Tonggak Karya-Cipta Putera Bangsa Indonesia Wahana Perujudan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tim Panitia Penerbitan Buku Gedung MPR/DPR-RI Sejarah dan Perkembangannya.

WIrjomartono, Bagoes. 2013. “Soejoedi and Architecture in Modern Indonesia: A Critical Post-Colonial Study.” International Journal of Architectural Research 7 (1): 177–85.