Nasionalisme

From Ensiklopedia

Nasionalisme dipandang berperan penting dalam mempertahankan identitas “negara-bangsa”. Secara garis besar, nasionalisme terkait erat dengan paham kebangsaan. Nasionalisme dapat dimaknai sebagai suatu gambaran ikatan budaya yang menyatukan rakyat yang majemuk (dalam hal ini salah satunya adalah masyarakat yang plural dengan budaya multikultural) menjadi satu bangsa dalam satu ikatan, yaitu negara-bangsa (nation-state). Selain konteks geopolitik, nasionalisme dapat dipahami berdasar perspektif komunitas (Anderson, 2008: 10;  Barker, 2014: 188; Arifianto, 2013: 115).  Dengan demikian, nasionalisme bukan hanya didominasi oleh konsep politik dan ekonomi fraksis, namun juga oleh konsep-konsep sosial dan budaya. Ragam interpretasi dalam pemaknaan “nasionalisme”, terkadang diwarnai pula dengan latar belakang yang berbeda-beda.  

Nasionalisme dalam sejarah Indonesia dapat ditelusuri ketika wujudnya semakin jelas sejak permulaan abad ke-20. “Munculnya konsepsi Indonesia” adalah bentuk dari dialektika dalam membayangkan suatu entitas bersama dengan klaim wilayah tertentu. “Kesadaran nasional” terutama didorong oleh kemunculan industri percetakan dan menyebarnya media cetak. Hal tersebut membuat masyarakat dapat memahami apa yang terjadi dan terutamanya dapat “membayangkan” adanya suatu komunitas yang lebih besar dan saling berhubungan satu sama lain melalui bahasa.

Pertumbuhan nasionalisme di Indonesia setidaknya didasari oleh beberapa hal, yakni; pertama, berkembangnya modernisasi sejak awal abad ke-20 pada berbagai aspek dari pendidikan hingga tumbuhnya perhimpunan dalam berbagai bentuk. Hal tersebut melahirkan pemahaman baru mengenai identitas sekaligus mendorong munculnya elit baru. Kedua, adanya gerakan reformasi Islam di Timur Tengah juga mempengaruhi pembaruan terhadap kondisi umat Islam di Indonesia. Ketiga, munculnya ide-ide sosialis yang radikal yang mendorong lahirnya organisasi politik yang menginginkan sebuah negara merdeka. Mendesak suatu kondisi kewarganegaraan bagi semua orang yang memandangnya sebagai rumah mereka tanpa melihat perbedaan etnis serta memelihara nasionalisme Indonesia dalam suatu cita-cita kesatuan kebangsaan (Ricklefs, dkk., 2013: 458, Sudiyo dkk., 1997: 38).

Salah satu tokoh penting dalam penyusunan dan penyebarluasan konsepsi nasionalisme dalam sejarah Indonesia, yaitu Sukarno Ia dipengaruhi oleh pemikiran nasionalis dari para pendiri Indische Partij yang dengan terang menyebut Indonesia merdeka sebagai tujuannya. Nasionalisme ala Sukarno ialah upaya menyatukan semua ideologi yang ada dan berkembang di dalam masyarakat pada saat itu (Kasenda, 2014: 62).

Pada saat yang sama, Pemerintah Kolonial Belanda mulai menekan segala bentuk hal yang berbau anti-kolonial. Meskipun begitu, paham nasionalisme yang digerakkan oleh Sukarno mulai diterima secara meluas di Hindia Belanda sebagai ideologi yang dominan, sebuah cita-cita. Hal tersebut menjadi gambaran bagaimana nasionalisme sebagai suatu paham telah menimbulkan berbagai bentuk gerakan menuju terbentuknya suatu negara-bangsa yang telah dibayangkan sebelumnya. Adanya kesadaran akan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, telah memantik kesadaran untuk timbulnya gerakan yang dilandasi oleh bayangan akan tercapainya suatu tujuan bersama.

Meskipun nasionalisme di Indonesia pada saat itu masih terpusat di Jawa, namun pengaruhnya segera meluas hingga ke pulau-pulau lainnya. Secara tidak langsung, proses penaklukan wilayah Hindia Belanda oleh pemerintah kolonial dan adanya Politik Etis, telah mendorong terbentuknya “sebuah komunitas politik yang dibayangkan” serta munculnya golongan elite baru yang modern dalam merintis pergerakan nasional di Indonesia (Suwirta, 2015: 1-2). Akhirnya, dengan melihat kembali awal abad ke-20 sebagai salah satu periode sejarah yang penting, maka nasionalisme dipandang menjadi penggerak utama dalam membangkitkan gerakan anti-kolonial dan semangat kebangsaan tidak saja di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.

Penulis: Ilham Daeng Makkelo
Instansi: Universitas Hasanuddin
Editor: Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum


Referensi

Anderson, Benedict. 2008. Imagined Communities, Komunitas-Komunitas Terbayang.

Arifianto, S. 2013. The Meaning of “Nationalism of Nation-State” in Media Text”. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. Vol. 17. No. 1.

Barker, Chris. 2014. Kamus Kajian Budaya. Sleman: Kanisius.

Kasenda, Peter. 2014. Sukarno, Marxisme & Leninisme, Akar Pemikiran Kiri & Revolusi Indonesia. Depok: Komunitas Bambu. 

Niel, Robert van. 1984. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Ricklefs, M.C. 2013. Sejarah Asia Tenggara, Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer. Depok: Komunitas Bambu.

Sudiyo. et.all. 1997. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan. Jakarta: Depdikbud.

Suwirta, Andi. 2015. Revolusi Indonesia dalam News and Views: Sebuah Antologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.