Politiek Economische Bond (PEB)

From Ensiklopedia

Politiek Economische Bond (PEB) didirikan tanggal 25 Januari 1919  oleh mantan Residen Bangka, A.J.N. Engelenberg dengan tujuan menyatukan berbagai kelompok penduduk tanpa membedakan ras dan agamanya (Kwantes 2010: 277; ENI 1939: 315). PEB didirikan sebagai reaksi terhadap tindakan-tindakan dan haluan umum dari pemerintah Hindia Belanda yang dipandang terlalu maju, terlalu “ethisch”. PEB merupakan partai politik campuran yang menginginkan Indonesia tetap berada dalam ikatan kerajaan Belanda dan diberikan pemerintahan sendiri yang seluas-luasnya (Pringgodigdo 1949: 15; Sobari 2008: 33). Nederlandsch Indische PEB berkedudukan di Batavia dan dibentuk untuk jangka waktu dua puluh tahun, terhitung sejak tanggal keputusan yang mengakui organisasi ini sebagai badan hukum (Orgaan van Den Ned. Ind PEB, 1 November 1923).

Dalam Bataviaasch Nieuwsblad (8 Maret 1919: 1), Engelenberd mengatakan bahwa PEB bersifat anti-revolusioner, dalam arti bersikap menentang revolusi yang riskan terjadi dengan aksi konsentrasi yang dilakukan. Dalam pidatonya, Engelenberg menyebut organisasi yang bisa bekerjasama dengan PEB, yaitu Prinsenbond, Regentenbond, Boedi Oetomo, dan Ethische Partij. Tujuan organisasi PEB adalah: (1) Memastikan pertumbuhan ekonomi secara cepat dan meningkatkan kesejahteraan social secara teratur bagi semua penduduk di Hindia Belanda; (2) Mendidik dan memperkuat kepercayaan dan rasa bertanggungjawab dan kebersamaan di antara semua kelompok penduduk untuk bisa mencapai pemerintahan sendiri atas dasar demokrasi yang luas dengan mempertahankan kecintaan terhadap negara induk (Orgaan van Den Ned. Ind PEB 1923; De Preanger Bode, 17 September 1919: 1; Bataviaasch Nieuwsblad,  24 April 1919:1).

PEB berkembang cepat karena didukung pemerintah kolonial dan mendapat bantuan dana dari sindikat gula (Shiraishi 1977: 292). PEB memiliki hubungan dengan pabrik gula selaku pemilik modal (Sobari 2008: 35, De Indische Gids, 1920: 544-545) dan dibentuk oleh persatuan pabrik gula yang dimiliki Belanda https://ibtimes.id/rahasia-muhammadiyah-terbuka-provokasi-1923-dan-1926/). PEB mendirikan cabang di berbagai daerah di Indonesia (Sobari 2008: 47-48).

Keanggotaan PEB adalah kelas menengah Eropa dan elite pribumi, sementara pendukungnya adalah kapitalis perkebunan, khususnya gula. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat PEB melakukan propaganda, di antaranya dalam bidang pemerintahan, pendidikan, keamanan dan kesehatan (Sobari 2008: 57-70). Keanggotaan pengurus pusat sering berubah-ubah, namun jabatan ketua sampai tahun 1928 dipegang oleh Engelenberg. Pada Tahun 1929, PEB mengalami kemunduran karena Engelenberg pulang ke Belanda (Pringgodigdo 1949: 15; Sobari 2008: 47).

Penulis: Tiwuk Kusuma Hastuti
Instansi: Universitas Sebelas Maret
Editor: Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M. Hum.


Referensi

Bataviaasch Nieuwsblad, “De Politiek Economische Bond” 8 Maret 1919, Hlm. 1

Bataviaasch Nieuwsblad,” Politiek Economische Bond”, 24 April 1919, Hlm.1

De Indische Gids, 1920.

Encycloepadie van Nederland-Indie Jilid VIII, (1939) s’Gravenhage.

Hadikusuma, Djarnawi. “Rahasia Muhammadiyah Terbuka”: Provokasi 1923 dan 1926. (https://ibtimes.id/rahasia-muhammadiyah-terbuka-provokasi-1923-dan-1926/). 

Kwantes. R.C., 2010. Perkembangan Gerakan Nasionalis di Hindia Belanda (Terj. De Ontwikkeling van de Nationalistische Beweging in Publicatie Nederlandsch). Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Badan Arsip dan Perpustakaan.

Orgaan van Nederland Indische Politieke Economische Bond, 1923. No. 44, 1 November 1923.

Pringgodigdo, A.K., 1949. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Dian Rakyat.

Shiraishi, Takashi, 1997. Zaman bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Sobari, Bernas, 2008. “Partai Politik Campuran Di Hindia Belanda: Politieke Economische Bond 1919-1929”. Skripsi. Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.