Retno Doemilah

From Ensiklopedia

Sejarah pers di Hindia-Belanda mengalami pertumbuhan yang demikian cepat sejak dasawarsa kedua abad ke-20. Jauh sebelum itu, di Hindia-Belanda sebenarnya telah terbit surat kabar-surat kabar Belanda yang beredar luas, seperti Bataviase Nouvelles (Batavia, 1744), De Locomotief (Semarang, 1852), dan Bataviaasch Nieuwsblad (Batavia, 1885). Surat kabar Bromartani yang terbit pada pertengahan abad ke-19 dapat ditempatkan sebagai perintis pers bumiputra. Surat kabar bumiputra tersebut berhasil memantik kemunculan surat kabar dan majalah bumiputra lainnya pada awal abad ke-20 (Kartodirdjo 2015: 131). Fenomena tersebut beririsan dengan semakin tumbuhnya kesadaran tokoh-tokoh elite bumiputra untuk memperjuangkan kepentingan bangsa mereka sendiri.

Salah satu majalah yang berisikan tulisan-tulisan mengenai memburuknya kondisi sosial di Jawa pada waktu itu ialah Retno Doemilah. Surat kabar Retno Doemilah merupakan terbitan dalam dwibahasa (Jawa-Melayu) yang berbasis di Solo, Jawa Tengah. Surat kabar ini terbit sejak 1895 dan sebagian besar berisi ulasan atau pembicaraan tentang kondisi buruk yang mendera masyarakat Jawa pada periode tersebut dan memerlukan perhatian serta bantuan dari golongan terkemuka (Departemen Penerangan, 1995:7). Majalah ini terbit tiap Selasa dan Jumat dengan tarif berlangganan sebesar f 10,- per tahun. Selain pengurus, surat kabar Retno Doemilah juga memiliki agen penerbitan dan penjualan di Yogyakarta (De Nieuwe Vorstenlanden, 20-05-1985).

Surat kabar Retno Doemilah pernah dinahkodai oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo pada periode 1901-1906. Selama menjabat sebagai redaktur, ia berupaya keras membangkitkan perhatian dari golongan bangsawan bumiputra agar bersedia memberikan bantuan kepada rakyat melalui bidang pendidikan (Departemen Penerangan, 1995:7). Seperti tersaji terbitan pada 4 Januari 1901, Retno Doemilah memuat artikel terbentuknya Mardiwara, sebuah perkumpulan yang beranggotakan kaum terpelajar Jawa. Perkumpulan ini terbentuk oleh karena keprihatinan mereka terhadap kondisi perekonomian masyarakat Jawa yang jauh tertinggal bila dibandingkan dengan kesejahteraan para pendatang (Komandoko 2008:22).\

Penulis: Galih Adi Utama


Referensi

De Nieuwe Vorstenlanden, 20-05-1895.

Komandoko, Gamal. 2008. Boedi Oetomo: Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa. Yogyakarta: MedPress.

Kartodirdjo, Sartono. 2015. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme, Jilid II. Yogyakarta: Ombak.

Departemen Penerangan RI. 1995. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Boedi Oetomo. Jakarta: Departemen Penerangan RI.