Adisumarmo Wirjokusumo: Difference between revisions

From Ensiklopedia
m (Admin moved page Adisumarmo Wirjokusumo, Opsir Muda Udara I to Adisumarmo Wirjokusumo without leaving a redirect)
No edit summary
 
(3 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokusumo atau dikenal sebagai Adisumarmo adalah seorang tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) dan Pahlawan Nasional Indonesia. Adisumarmo adalah satu pelopor kedirgantaraan militer di Indonesia bersama dengan Surjadi Surjadarma, Agustinus Adisutjipto, Abdulrahman Saleh, Husein Sastranegara, Halim Perdanakusuma, dan Iswahjudi.  
[[File:Adisumarmo Wirjokusumo -Museum AAU.jpg|center|thumb|'''Adisumarmo Wirjokusumo. Sumber: Koleksi Museum Akademi Angkatan Udara''']]
 
Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokusumo atau dikenal sebagai Adisumarmo adalah seorang tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) dan Pahlawan Nasional Indonesia. Adisumarmo adalah satu pelopor kedirgantaraan militer di Indonesia bersama dengan Surjadi Surjadarma, [[Agustinus Adisucipto, Marsekal Muda TNI (Anumerta)|Agustinus Adisutjipto]], [[Abdulrahman Saleh]], Husein Sastranegara, [[Halim Perdana Kusuma|Halim Perdanakusuma]], dan [[Iswahyudi, Raden|Iswahjudi]].  


Seperti rekannya Agustinus Adisutjipto, Adisumarmo Wirjokusumo adalah salah satu dari sedikit perwira pribumi yang memiliki pengalaman dan pelatihan teknis kedirgantaraan pada masa kolonial Hindia Belanda. Adisumarmo memiliki pengalaman sebagai ''Flight Radio Operator'' di Angkatan Udara Tentara Kolonial Hindia Belanda (''Militaire Luchtvaart''-''Koninklijk Nederlands Indische Leger,'' ML-KNIL) (Irna H.N. Hadi Soewito et.al., 2008: 47).  
Seperti rekannya Agustinus Adisutjipto, Adisumarmo Wirjokusumo adalah salah satu dari sedikit perwira pribumi yang memiliki pengalaman dan pelatihan teknis kedirgantaraan pada masa kolonial Hindia Belanda. Adisumarmo memiliki pengalaman sebagai ''Flight Radio Operator'' di Angkatan Udara Tentara Kolonial Hindia Belanda (''Militaire Luchtvaart''-''Koninklijk Nederlands Indische Leger,'' ML-KNIL) (Irna H.N. Hadi Soewito et.al., 2008: 47).  
Line 5: Line 7:
Pada 3 Maret 1947, Adisumarmo membuka Sekolah Radio Telegrafis Udara di Pangkalan Udara Bugis, Malang (kini Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang). Sekolah tersebut berperan penting dalam mendirikan basis pendidikan perhubungan dan radio di jajaran TNI AU (Subdisjarah Diswatpersau, 2004: 69-71). Adisumarmo ditunjuk oleh Marsekal Surjadi Surjadarma sebagai Kepala Sekolah yang merupakan “pelopor lembaga pendidikan  awak pesawat non penerbang di lingkungan AURI” (Subdisjarah: 69-71).
Pada 3 Maret 1947, Adisumarmo membuka Sekolah Radio Telegrafis Udara di Pangkalan Udara Bugis, Malang (kini Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang). Sekolah tersebut berperan penting dalam mendirikan basis pendidikan perhubungan dan radio di jajaran TNI AU (Subdisjarah Diswatpersau, 2004: 69-71). Adisumarmo ditunjuk oleh Marsekal Surjadi Surjadarma sebagai Kepala Sekolah yang merupakan “pelopor lembaga pendidikan  awak pesawat non penerbang di lingkungan AURI” (Subdisjarah: 69-71).


Pada 29 Juli 1947, pada masa Agresi Militer Belanda I, Adisumarmo bersama dengan Komodor Udara Agustinus Adisutjipto dan Komodor Udara Abdulrahman Saleh gugur dalam peristiwa penembakan jatuh pesawat C-47 ''Dakota'' VT-CLA di atas Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta (Subdisjarah: 69-71). Kala itu, pesawat VT-CLA sedang membawa muatan obat-obatan dari India dan Malaya untuk Indonesia, namun dicegat oleh sejumlah pesawat tempur P-40 ''Kitty Hawk'' milik Belanda. Saleh dinaikkan pangkatnya secara anumerta dan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden No.071/TK/1974 Tanggal 9 November 1974. Namanya pun diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara Adisumarmo, Surakarta.
Pada 29 Juli 1947, pada masa Agresi Militer Belanda I, Adisumarmo bersama dengan [[Agustinus Adisucipto|Komodor Udara Agustinus Adisutjipto]] dan Komodor Udara Abdulrahman Saleh gugur dalam peristiwa penembakan jatuh pesawat C-47 ''Dakota'' VT-CLA di atas Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta (Subdisjarah: 69-71). Kala itu, pesawat VT-CLA sedang membawa muatan obat-obatan dari India dan Malaya untuk Indonesia, namun dicegat oleh sejumlah pesawat tempur P-40 ''Kitty Hawk'' milik Belanda. Saleh dinaikkan pangkatnya secara anumerta dan menjadi [[Pahlawan Nasional Indonesia]] berdasarkan Keputusan Presiden No.071/TK/1974 Tanggal 9 November 1974. Namanya pun diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara Adisumarmo, Surakarta.
 
Penulis: Norman Joshua


{{Penulis|Norman Joshua Soelias|Northwestern University|Dr. Andi Achdian, M.Si}}


'''Referensi'''
'''Referensi'''
Line 15: Line 16:


Subdisjarah Diswatpersau. 2004. ''Sejarah TNI Angkatan Udara Jilid 1 (1945-1949)''.  
Subdisjarah Diswatpersau. 2004. ''Sejarah TNI Angkatan Udara Jilid 1 (1945-1949)''.  
{{Comment}}
[[Category:Tokoh]]
[[Category:Tokoh]]

Latest revision as of 10:53, 13 August 2024

Adisumarmo Wirjokusumo. Sumber: Koleksi Museum Akademi Angkatan Udara

Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokusumo atau dikenal sebagai Adisumarmo adalah seorang tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) dan Pahlawan Nasional Indonesia. Adisumarmo adalah satu pelopor kedirgantaraan militer di Indonesia bersama dengan Surjadi Surjadarma, Agustinus Adisutjipto, Abdulrahman Saleh, Husein Sastranegara, Halim Perdanakusuma, dan Iswahjudi.

Seperti rekannya Agustinus Adisutjipto, Adisumarmo Wirjokusumo adalah salah satu dari sedikit perwira pribumi yang memiliki pengalaman dan pelatihan teknis kedirgantaraan pada masa kolonial Hindia Belanda. Adisumarmo memiliki pengalaman sebagai Flight Radio Operator di Angkatan Udara Tentara Kolonial Hindia Belanda (Militaire Luchtvaart-Koninklijk Nederlands Indische Leger, ML-KNIL) (Irna H.N. Hadi Soewito et.al., 2008: 47).

Pada 3 Maret 1947, Adisumarmo membuka Sekolah Radio Telegrafis Udara di Pangkalan Udara Bugis, Malang (kini Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang). Sekolah tersebut berperan penting dalam mendirikan basis pendidikan perhubungan dan radio di jajaran TNI AU (Subdisjarah Diswatpersau, 2004: 69-71). Adisumarmo ditunjuk oleh Marsekal Surjadi Surjadarma sebagai Kepala Sekolah yang merupakan “pelopor lembaga pendidikan  awak pesawat non penerbang di lingkungan AURI” (Subdisjarah: 69-71).

Pada 29 Juli 1947, pada masa Agresi Militer Belanda I, Adisumarmo bersama dengan Komodor Udara Agustinus Adisutjipto dan Komodor Udara Abdulrahman Saleh gugur dalam peristiwa penembakan jatuh pesawat C-47 Dakota VT-CLA di atas Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta (Subdisjarah: 69-71). Kala itu, pesawat VT-CLA sedang membawa muatan obat-obatan dari India dan Malaya untuk Indonesia, namun dicegat oleh sejumlah pesawat tempur P-40 Kitty Hawk milik Belanda. Saleh dinaikkan pangkatnya secara anumerta dan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden No.071/TK/1974 Tanggal 9 November 1974. Namanya pun diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara Adisumarmo, Surakarta.

Penulis: Norman Joshua Soelias
Instansi: Northwestern University
Editor: Dr. Andi Achdian, M.Si

Referensi

Soewito, Irna H.N. et.al. 2008. Awal Kedirgantaraan di Indonesia I. Perjuangan AURI 1945-1950. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Subdisjarah Diswatpersau. 2004. Sejarah TNI Angkatan Udara Jilid 1 (1945-1949).