Berdiri Di Atas Kaki Sendiri (BERDIKARI)

From Ensiklopedia

BERDIKARI atau “berdiri di atas kaki sendiri” merupakan bagian judul pidato Sukarno pada 17 Agustus 1965 untuk memperingati 20 tahun revolusi Indonesia. Judul lengkap pidato Sukarno “Tjapailah Bintang-bintang dilangit!”. Kata BERDIKARI merupakan bagian dari konsep Trisakti (berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tiga kekuatan) yang terdiri dari kedaulatan politik,  BERDIKARI dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. BERDIKARI di sini artinya kemandirian ekonomi bangsa yang terlepas dari ketergantungan bangsa lain.

Konsep BERDIKARI dalam sejarahnya merupakan bagian dari serangkaian kebijakan yang bertujuan merestrukturisasi sistem ekonomi politik Indonesia di era kemerdekaan. Setelah nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda tahun 1957-1958, pemerintah mengubah arah pembangunan ekonomi Indonesia. Pada tahun 1959 Ekonomi Terpimpin yang dicanangkan Sukarno dalam Manipol Usdek (kependekan dari UUD ’45, Sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Indonesia). Ekonomi Terpimpin di sini merujuk pada Pasal 30 UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.”

Pada tahun 1960 pemerintah mengumumkan Pembangunan Sementara Berencana Delapan Tahun. Disusul kemudian, tahun 1963, pengumuman Deklarasi Ekonomi (Dekon) yang merupakan strategi jangka pendek menghadapi persoalan ekonomi Indonesia, yang terbilang sulit dengan menurunnya pendapatan ekspor, menurunnya produktivitas industri ekspor, seperti dalam industri perkebunan, dan naiknya inflasi. Selanjutnya, Presiden Sukarno mengumumkan Program BERDIKARI pada tahun 1964 yang menekankan pada pembangunan produksi industri substitusi impor (kebijakan mengganti barang impor asing dengan produksi barang dalam negeri) dengan fokus pada pengolahan baja termasuk pembangunan kapal dan produksi pupuk (Robison 2009: 76).

Konsep BERDIKARI ini mendapat dukungan luas dari para pemimpin nasionalis yang menyokong pengembangan hadirnya pengusaha-pengusaha “pribumi” Indonesia. (Thee 2003: xxix). Pada tahun 1964, Sukarno telah memperkenalkan program BERDIKARI yang menekankan pembangunan produksi industri substitusi import dengan fokus pada pabri baja, pembangunan kapal dan  pupuk (Robison 2009: 75). Pada bulan April 1965, pemerintah melarang impor swasta kecuali atas nama pemerintah dan hanya mengijinkan swasta mengekspor di bawah kepemimpinan pemerintah (Robison 2009: 76).

Penulis: Yerry Wirawan
Instansi: Universitas Sanata Dharma
Editor: Dr. Farabi Fakih, M.Phil.


Referensi

Robison, Richard (2009) Indonesia: The Rise of Capital. Singapore: Equinox.

Thee Kian Wie (2003) Pelaku Berkisah, Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Singapore: ISEAS.