Fujinkai

From Ensiklopedia


Fujinkai adalah organisasi perempuan militer yang dibentuk pemerintah pendudukan Jepang di tanah jajahan, termasuk di Indonesia (1942-1945). Beranggotakan perempuan berusia 15-20 tahun yang belum bersuami, organisasi ini dipersiapkan sebagai pasukan tempur dengan dibekali keterampilan dan kemampuan militer yang cukup (Ohorella dkk. 1992: 40). Organisasi ini terdiri dari tingkat pusat hingga ke daerah. Pemimpin fujinkai di daerah biasanya adalah para istri pejabat pemerintahan yang terdiri dari pejabat pusat hingga pelosok daerah. Tugas utama fujinkai diantaranya adalah (1) mengorbankan semangat cinta tanah air dan bangsa, (2) menganjurkan agar suka berkorban dan rela menderita demi tanah air dan bangsa, (3) mempersiapkan tenaga pertahanan di garis belakang, dan (4) memperbanyak produksi bahan makanan dan pakaian. Di masa perang pasifik Jepang, peran wanita dalam militer digerakkan dengan membentuk Barisan Srikandi sebagai bagian dari fujinkai yang diterjunkan ke medan perang (Nurliana, dkk, 1986: 10-11).

Ketika masa pendudukan Jepang menjelang berakhir, pemerintah Jepang menyebarkan para anggota Fujinkai ini turun ke lapangan setingkat RT untuk memberi penerangan kepada ibu-ibu setempat dalam melakukan penghematan. Hal ini dilakukan karena kondisi ekonomi di masa akhir Jepang menjadi kritis. Situasi kritis ini diperlihatkan oleh para fujinkai di Surabaya bergerak secara suka rela untuk mengumpulkan pakaian-pakaian dari karung goni untuk meringankan pekerja romusha (Ohorella dkk. 1992: 41)

Fujinkai telah melahirkan tokoh-tokoh perempuan yang bergerak untuk kebangsaan dan membela tanah air. Meskipun pada mulanya fujinkai adalah bentukan Jepang, para tokoh perempuan menggunakan kegiatan-kegiatan mereka untuk membela negara dan menolak kerja sama dengan Jepang. Umumnya, mereka mengutamakan kerja sama dengan Jepang dalam bidang pelatihan militer yang dinilai berguna bagi kemerdekaan Indonesia. Ketika Indonesia merdeka, fujinkai membubarkan diri dan kemudian membentuk organisasi baru, yaitu Persatuan Wanita Indonesia (PERWARI), yang berkiprah pada kemerdekaan Indonesia dengan mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana merah putih, serta membantu Komite Nasional Indonesia di daerah-daerah setempat (Ohorella, dkk, 1992: 90)

Penulis: Syarah Nurul Fazri
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.


Referensi

Mackie, Vera. 2003. Feminism in Modern Japan: citizenship, embodiment and sexuality. United Kingdom: Cambridge University Press

Nurliana, dkk. 1986. Peranan Wanita Indonesia Di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ohorella, G.A dkk. 1992. Peranan Wanita Indonesia Dalam Masa Pergerakan Nasional. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan