Games of New Emergeing Forces (GANEFO)
GANEFO atau Games of New Emergeing Forces, merupakan jawaban dari Indonesia bahwa negeri-negeri bekas jajahan atau negara-negara yang menolak praktik imperialism dan neokolonialisme bisa menyelenggarakan sebuah pergelaran akbar tanpa harus didekte oleh imperia lain yang bersifat superpower, khususnya dibidang olahraga. Penyelenggaraan Ganefo ini merupakan pembuktian keberanian Sukarno dalam menentang imperia besar dunia (Dahlan 2016:24).
Pagelaran olahraga ini sukses diadakan di Jakarta, dengan mendatangkan 51 negara yang disebut dengan “The New Emergeng Forces” (NEFO), untuk berlaga di gelanggang olahraga, menggelar festival kebudayaan, menyelenggarakan pertemuan-pertemuan bilateral untuk membahas isu ekonomi-politik dunia, dan mendirikan federasi olahraga dunia bernama Federasi Ganefo yang berpusat di Jakarta.
Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung adalah tonggak utama terselenggaranya Ganefo di Jakarta pada 10 sampai 22 November 1963. Pada pagelaran olahraga ini Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tapi sekaligus sebagai inisiator terselenggaranya kegiatan ini. Sejumlah pelari membawa obor dari berbagai penjuru Indonesia yang akan digunakan untuk menyalakan “api abadi” GANEFO. Saat api menyentuh obor GANEFO, bendera GANEFO yang dirancang khusus dikibarkan, dan himne GANEFO dimainkan. Saat Presiden Sukarno mengucapkan satu kalimat dalam mperi Indonesia, Prancis, dan Inggris yang mengumumkan bahwa Olimpiade dibuka secara resmi, pistol ditembakan sebagai tanda penghormatan, balon-balon dilepaskan di atas stadion, ribuan merpati perdamaian berterbangan dan para penonton bersorak girang. Dalam agenda 12 hari ke depan ada berbagai perlombaan di antaranya olahraga klasik, tetapi ada juga yang tidak termasuk dalam Olimpiade tradisional seperti tenis, ping-pong, dan bulu tangkis (Pauker 1965:172).
GANEFO lebih dari sekadar kompetisi olahraga internasional. Kemarahan Indonesia pada Komite Olimpiade Internasional terutama ditujukan kepada presiden I.O.C. Amerika, Avery Brundage. Gagasan tentang GANEFO sebagai jawaban Indonesia untuk Komite Olimpiade Internasional. Pada tanggal 13 Februari 1963, dalam sebuah pidato Presiden Sukarno di depan Konferensi Komite Front Nasional, ia memberi perintah sebagai berikut:
- … Sebagai Presiden Republik Indonesia, sebagai Panglima Tertinggi Republik Indonesia, sebagai pemimpin besar revolusi Indonesia, dan sebagai pemimpin tertinggi Front Nasional, saya sekarang memerintahkan Indonesia: Keluar dari I.O.C.. .. Saudara-saudara, selain perintah saya untuk keluar dari I.O.C., saya juga memerintahkan: Mengatur secepat mungkin GANEFO, Games of the New Emerging Forces-Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara sosialis …
Menteri Olahraga RI Maladi diberi tugas untuk menyelenggarakan GANEFO Games. Dua belas negara diundang untuk menghadiri Konferensi Persiapan GANEFO yang diadakan di Jakarta pada 27-29 April. Sebenarnya 10 hadir sebagai anggota penuh konferensi: Kamboja, Komunis China, Guinea, Indonesia, Irak, Pakistan, Mali, Vietnam Utara, UAR dan Uni Soviet, sementara Ceylon dan Yugoslavia hanya mengirim pengamat.
Sukarno menjelaskan bahwa New Emerging Forces adalah kekuatan-kekuatan yang sedang berjuang atau masih berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme yang diciptakan oleh Old Established Forces. Di antara Kekuatan Baru yang muncul adalah negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan semua negara sosialis (Pauker 1965:175).
Penulis: Annisaa Khansa Labibah
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.
Referensi
Dahlan, M. Muhidin. 2016. GANEFO: Olimpiade Kiri di Indonesia. Yogyakarta: Warung Arsip.
Pauker, Ewa T. “Ganefo I: Sports and Politics in Djakarta.” Asian Survey, vol. 5, no. 4, 1965, pp. 171–85. JSTOR, https://doi.org/10.2307/2642364. Accessed 26 May 2022.