Gerakan Stuw

From Ensiklopedia

Gerakan Stuw atau Gerakan Maju merupakan organisasi atau perkumpulan intelektual Belanda yang berdiri pada 8 Februari 1930, sebagai reaksi terhadap pendirian Vaderlandche Club (Klub Patriot) di Hindia Belanda oleh organisasi politik konvensional. Gerakan Stuw memiliki tujuan untuk mendukung pembangunan sosial dan politik Hindia Belanda. Organisasi ini beranggotakan H. J. Van Mook (pada masa revolusi sempat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda), J.A. Jonkmann dan J. Logemann (keduanya menjabat Menteri Utusan Negeri Jajahan). Nama dari gerakan ini adalah Stuwgroep yang diambil dari sebuah majalah yang bernama De Stuw. Kelompok ini terdiri atas kaum intelektual Eropa yang sebagian besar menduduki jabatan-jabatan tinggi dan penting  dalam pemerintahan kolonial dan memperoleh pendidikan di Leiden. Perkumpulan ini menyatakan diri sebagai perkumpulan non-politik. Tujuan pendiriannya adalah ingin mengubah masyarakat kolonial menjadi masyarakat yang merdeka dan berjuang untuk mencapai persamaan dengan bagian-bagian lain di dunia ini. Menurut perkumpulan ini, kewajiban utama dari pemerintah kolonial adalah memajukan kerja sama dan solidaritas di antara golongan-golongan yang ada.

Selain itu, politik emansipasi pada akhirnya harus memerlukan otonomi di dalam lingkungan Commonwealth Hindia yang merdeka. Berbeda dengan Vaderlandche Club yang dianggap terlalu moderat dan cenderung membentuk organisasi fasis, Stuwgroep lebih progresif dan memiliki pandangan yang luas. Stuwgroep tidak menjalankan kampanye yang merusak dengan memakai slogan-slogan yang bersifat chauvinistis. Selain itu, Stuwgroep tidak mengikuti ide asosiasi, seperti yang dimiliki oleh Vaderlandche Club (Kartodirdjo 1993; Furnivall 2009).

Kehadiran Stuwgroep tidak dapat dipisahkan dari berdirinya Vaderlandche Club (VC) yang merupakan front kulit putih. Adapun tujuan dari VC adalah tetap mempertahankan pimpinan Belanda di Indonesia dan memperkuat ikatan-ikatan antara Indonesia dan negeri Belanda agar kepentingan golongan-golongan Belanda di bidang ekonomi, sosial, dan finansial tetap terjamin (Algemeen Landbouw Weekblad 1928). Menurut Kartodirdjo, pembentukan VC sebagai partai Eropa yang bersifat eksklusif merupakan manisfestasi dari arus konservatif di dalam politik kolonial Belanda. Bertitik tolak dari tujuan organisasi ini, maka VC menganggap perlu dibentuk Nederland Raya dengan Indonesia sebagai negara bagian yang memiliki status otonom dari Kerajaan Belanda.

Selain itu, selama penduduk belum cakap untuk mengambil alih pemerintahan di dalam segala bidangnya, maka negara induk tidak akan menyerahkan supremasinya. Cita-cita ini sejalan dengan anggapan bahwa penduduk pribumi belum cukup masak untuk memegang pemerintahan sendiri. Selain itu, VC menolak semua usul  yang menuntut diadakannya perubahan-perubahan, sebaliknya memginginkan kembalinya situasi tahun 1900, yakni berlakunya sistem pemerintahan yang otokratis. Dengan kata lain, VC memandang rendah kekuatan nasionalisme (Kartodirdjo 1993).

Dari uraian di atas, tampak bahwa Stuwgroep atau kelompok De Stuw atau Gerakan Stuw dapat dikatakan sebagai organisasi tandingan dari Vaderlandche Club. Oleh karena itu, dalam perjalanannya kemudian, Gerakan Stuw mendapat simpati dan dukungan dari orang-orang Indonesia, tetapi tidak disukai oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945, beberapa anggota Gerakan Stuw kemudian berhadapan dengan Bangsa Indonesia yang semula didukungnya. H. J. Van Mook misalmya, justru menjadi tokoh kunci dari berdirinya sejumlah negara bagian seperti Negara Indonesia Timur (NIT).

Penulis: Sarkawi
Instansi: Universitas Airlangga Surabaya
Editor: Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum


Referensi

Algemeen Landbouw Weekblad, 1928.

Kartodirdjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jilid 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Furnivall, J. S. Hindia Belanda. Studi tentang Ekonomi Majemuk. Jakarta: Freedom Institute, 2009.