Institut Teknologi Bandung (ITB)
Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah salah satu pendidikan tinggi teknik pertama di Indonesia. Pendirian ITB berawal ketika pemerintah kolonial Belanda mengalami kekurangan tenaga teknik akibat Perang Dunia I. Untuk itu, pemerintah kolonial mendirikan sebuah sekolah tinggi teknik, Techniche Hoogeschool te Bandung (THS). Bersamaan dengan itu, pada tahun 1918 tokoh pergerakan Abdul Rivai bersama beberapa anggota Dewan Rakyat (Volksraad) mengusulkan pendirian sebuah universitas di Hindia Belanda. THS berdiri di lahan seluas 30 hektar antara Sungai Cikapundung dan Jalan Dago.
Dalam pada pendirian THS, Pemerintah Hindia Belanda mendapatkan bantuan dari beberapa tokoh yang memiliki perhatian di bidang pendidikan dan sosial, diantaranya seorang tuan tanah Phoa Keng Hek dan dua temannya. Mereka mengeluarkan dana sebesar 500 ribu gulden untuk persiapan segala kebutuhan pendirian THS.
Berdasarkan surat kabar de Locomotif yang terbit pada 3 Juli tahun 1920, pembukaan THS dilaksanakan pukul 09.00 pagi yang dibuka oleh Albert Rudolf Bosscha. Pembukaan THS juga dihadiri oleh Johan Paul van Limburg Stirum yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Bangunan THS sendiri dirancang oleh Mac Laine Pont dengan memadukan gaya seni arsitektur tradisional nusantara dengan teknik arsitektur Barat. Hal ini masih bisa terlihat pada atap bangunan kembar aula barat dan aula timur kampus ITB. Sejak awal, fungsi aula barat dan aula timur ini tidak pernah mengalami perubahan. Dalam setiap pemugaran, bangunan ini tidak pernah diubah, selalu dijaga keasliannya. Beberapa bagian yang mengalami kerusakan karena usia hanya diperbaiki tanpa mengubah struktur asli banguna tersebut.
THS sendiri merupakan sekolah teknik yang didirikan pemerintah Hindia Belanda dan memiliki afiliasi dengan TH Delft. Salah satu tenaga pendidik yang diperbantukan dalam pendirian THS ialah Prof. Ir. Jan Klopper yang kemudian menduduki jabatan sebagai rektor pertama THS. Pada saat didirikan, THS hanya memiliki satu buah fakultas yaitu de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan yaitu de afdeeling der Wegen Waterbouw.
Berdasarkan situs resmi ITB, sejak resmi dibuka untuk perkuliahan di tahun 1920-1921, dari 28 mahasiswa yang terdaftar hanya 2 orang penduduk pribumi. Salah satu tokoh Indonesia yang merupakan lulusan dari sekolah tinggi ini adalah Ir. Sukarno, proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia. Beliau merupakan salah satu dari empat insiyur pertama di Indonesia yang lulusan dari THS di tahun 1926.
Pada masa pendudukan Jepang, THS sempat ditutup sebelum akhirnya dibuka kembali dengan Bandung Kogyo Daigaku. Nama Bandung Kogyo Daigaku kembali diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandung setelah Indonesia merdeka. Keberadaan sekolah ini sempat berpindah ke Yogyakarta. STT Bandung di Yogyakarta ini kemudian menjadi cikal bakal pendirian Universitas Gajah Mada. Sepanjang tahun 1950 hingga tahun 1959, THS menjadi bagian dari Universiteit van Indonesia di bawah Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. STT Bandung resmi berdiri menjadi Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret tahun 1959.
Penulis: Abdurakhman
Instansi: Universitas Indonesia
Editor: Dr. Restu Gunawan, M.Hum
Referensi
https://www.itb.ac.id/berita/detail/4135/pembangunan-itb-dulu-kini-dan-nanti
https://www.itb.ac.id/berita/detail/2688/aula-barat-dan-aula-timur-itb-citra-lokal-yang-monumental
https://koransulindo.com/phoa-keng-hek-dan-institut-teknologi-bandung/