Monumen Dirgantara

From Ensiklopedia
Patung Dirgantara pada era 1970-an (Dok. ANTARA)

Monumen Dirgantara, juga dikenal sebagai Monumen Patung Dirgantara Pancoran, adalah sebuah patung monumen yang mulai didirikan pada tahun 1965 atas prakarsa Presiden Sukarno. Monumen ini didirikan sebagai penghormatan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), Garuda Indonesian Airways, penerbang, dan penggiat dunia kedirgantaraan Indonesia yang telah turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda (Merrillees 2015, 128).

Patung Dirgantara ini berupa patung seorang “manusia angkasa” yang berdiri diatas lengkungan beton setinggi 27 meter (Nas 1993, 2). Patung setinggi 11 meter tersebut dirancang oleh maestro pematung Indonesia, Edhi Sunarso. Patung tersebut terbuat dari perunggu dan memiliki berat 11 ton (Dinas Museum dan Sejarah 1982, 21–22). Edhi Sunarso sendiri juga dikenal sebagai perancang patung-patung di Jakarta lainnya, seperti Monumen Patung Selamat Datang dan Monumen Patung Pembebasan Irian Barat. Proses pembangunan Monumen Patung Dirgantara ini dipimpin oleh Ir. Sutami, yang memimpin tim dari PN Hutama Karya.

Patung ini terletak secara strategis, dekat dengan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang kala itu masih menjadi bandar udara utama di Jakarta. Patung ini pun dirancang untuk dapat menyambut para pengunjung yang baru datang di Jakarta.

Namun, seperti banyak proyek-proyek infrastruktur lainnya yang dibangun pada masa Demokrasi Terpimpin, pembangunan Monumen Patung Dirgantara sempat tertunda karena meletusnya Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Patung ini kemudian rampung pada akhir tahun 1966.

Kini, Patung ini kerap dikenal masyarakat sebagai Patung Pancoran karena lokasinya yang terletak di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan.

Penulis: Norman Joshua Soelias
Instansi: Northwestern University
Editor: Dr. Andi Achdian, M.Si

Referensi

Dinas Museum dan Sejarah. 1982. Sejarah Singkat Patung-Patung Dan Monument Di Jakarta. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibu-Kota Jakarta.

Merrillees, Scott. 2015. Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980. Jakarta: Equinox Publishing.

Nas, Peter J.M. 1993. “Jakarta, City Full of Symbols: An Essay in Symbolic Ecology.” In Urban Symbolism, edited by Peter J.M. Nas. Leiden: Brill.