Penjara Wirogunan
Penjara Wirogunan adalah penjara tua yang berada di Yogyakarta dan sudah berdiri sejak masa pemerintahan kolonial Belanda. Penjara Wirogunan diperkirakan didirikan pada 1917 dengan nama Gavangenis En Huis Van Bevaring (Penjara dan rumah tahanan). Penjara Wirogunan, juga dikenal dengan penjara Mergangsan, menjadi tempat penahanan bagi tahanan politik sejak zaman Belanda. Beberapa tokoh penting bangsa Indonesia pernah ditahan di sana. Ir Sukarno bersama beberapa orang seperti Maskun Sumadireja, Gatot Mangkupradja, dan Ki Hajar Dewantara dimasukan ke penjara Wirogunan pada 29 Desember 1929 di jam 5 pagi. Penahanan di penjara Wirogunan ini berlangsung hanya satu hari saja karena pada keesokan harinya mereka dipindahkan ke Bandung di penjara Banceuy (Any 1978:62). Penangkapan ini dikarenakan pihak Belanda yang merasa geram dengan kiprah yang dianggap agitatif dan setelah hadir di musyawarah PPPKI di Solo pada 27 Desember 1929 Sukarno (Alam 2003 : 49).
Tokoh lain yang sempat merasakan masuk ke Penjara Wirogunan adalah S. Parman akibat kesalahpahaman yang terjadi dengan kakaknya Ir. Sakirman yang ikut dalam pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948. S. Parman diangap menutupi atau menyembunyikan keberadaan Sakirman dan membantu pemberontak. Maka dari itu, S. Parman di masukan ke penjara Wirogunan. Penahanan S. Parman tidak berlangsung lama. Ia terbukti tidak tahu apapun tentang tindakan yang dilakukan Sakirman, maka dari itu ia dibebaskan (Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan Indonesia 1995:115). Douwes Dekker juga merasakan mendekam di penjara Wirogunan saat Belanda berhasil menduduki Yogyakarta pada agresi militer ke II tahun 1948. Dalam keadaan sakit, Douwes Dekker dimasukan ke dalam penjara Wirogunan (Proyek Pembinaan Pahlawan Jakarta 1983: 232).
Setelah masa republik, penjara Wirogunan masih digunakan sebagai tempat menahan orang-orang yang terlibat pemberontakan terhadap republik. Setelah peristiwa pemberontakan PKI pada 1965, banyak orang-orang yang dianggap terlibat PKI dimasukan ke penjara Wirogunan dan ada juga yang dibuang ke pulau Buru (Abdullah, Abdurachman, Gunawan 2021:128 ). Selain itu, Andi Aziz, seorang anggota militer yang melakukan pemberontakan atas alasan mempertahankan Negara Indonesia Timur, juga ditahan di penjara Wirogunan selama 3 tahun dan sebelumnya ia juga di sidang di pengadilan Yogyakarta (Matanasi 2009: 35).
Penulis: Suprayitno
Instansi: Universitas Sumatera Utara
Editor: Dr. Restu Gunawan, M.Hum
Referensi
Matanasi, Petrik (2009) Pemberontakan tak (Selalu) Salah Seratus Pembangkangan di Nusantara. Yogyakarta: Indonesia Buku.
Indonesia, Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan (1995) Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Volume 4. Jakarta: Departemen Sosial R.I DIREKTORAT Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan.
Abdullah, Taufik., Abdurrachman, Sukri., Gunawan, Restu (2012) Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nsional Bagian II Konflik Lokal. Volume II. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Alam, Wawan Tunggul (2003) Demi Bangsaku Pertentangan Bung Karno vs Bung Hatta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Any, Anjar (1978) Bung Karno Siapa yang Punya. Solo : Sasongko Solo.
Jakarta, Proyek Pembinaan Pahlawan (1983) Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Volume 1-2. Jakarta: Departemen Sosial R.I Badan Pembina Pahlawan Pusat, Proyek Pahlawan Jakarta.