Poetri Hindia

From Ensiklopedia

Poetri Hindia adalah surat kabar khusus perempuan, mulai dari redaktur, penulis, hingga target pembacanya. Terbit atas prakarsa Tirto Adhi Soerjo, surat kabar Poetri Hindia ini  menjadi wadah bagi perempuan untuk menuangkan ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan kemunculan media cetak surat kabar dan majalah untuk perempuan pribumi, seperti Doenia Istri, Doenia Kita, Pedoman Isteri, dan Panorama (Septiani 2017:1).

Tirto menerbitkan surat kabar Poetri Hindia untuk menampung aspirasi kaum perempuan. Selain Tirto Adhi Soerjo, pemimpin surat kabar ini adalah RTA Tirtokoesoemo dan RST Amidjojo. Mereka adalah para priayi yang menjadi penyokong dana bagi penerbitan Poetri Hindia. Surat kabar ini diterbitkan pertama kali di Betawi pada 1 Juli 1908 (Hasanah 2011: 24). Kantor redaksi Poetri Hindia berada di Buitenzorg (kini Bogor), sedangkan kantor administrasinya berada di Batavia (kini Jakarta). Poetri Hindia juga memiliki kantor perwakilan di Belanda yang dipimpin oleh J.J. Meijer, seorang mantan asisten residen di Jawa (Poetri Hindia No. 1, 2, Th. 1909; Toer 2003:108).

Surat kabar Poetri Hindia merupakan surat kabar mingguan yang diperuntukkan bagi kemajuan kaum perempuan di Hindia Belanda. Jargon koran tersebut adalah “Soerat Kabar dan Advertentie Boeat Poetri Hindia”. Poetri Hindia terbit berkala dua kali sebulan dengan jumlah halaman berkisar 10-15 halaman. Harga  langganan surat kabar ini adalah f 5  per tahun. Pelanggan harus membayar sejumlah f 1,25 untuk tiga bulan dan dibayarkan di muka. Sebagai surat kabar yang diperuntukkan bagi  kaum perempuan, Poetri Hindia menyediakan rubrik seperti cerita pendek, hikayat, perempuan Hindia, pemeliharaan anak, perawatan kecantikandan hiburan, serta unggah-ungguh berkeluarga, termasuk pelajaran bagaimana isteri melayani suaminya.

Surat kabar ini bertahan hingga 1911 dan terhitung sudah 40 kali terbit. Pengelola Poetri Hidia mulai kesulitan dana untuk menopang kegiatan penerbitan, terlebih karena Tirto Adhi Soerjo terlibat masalah keuangan. Ia dinyatakan bersalah dan pada 1913 dibuang ke Maluku. Faktor lain yang menyebabkan mundurnya Poetri Hindia adalah terbitnya koran bertema serupa yakni Soenting Melajoe di bawah asuhan Roehana Koeddoes (Rahzen 2007).

Lambat laun, surat kabar Poetri Hindia terbengkalai dan akhirnya berhenti terbit pada 1913. Meskipun tidak berusia panjang, Poetri Hindia memiliki andil dalam upaya memajukan kaum perempuan di Hindia Belanda. Sebagai pelopor surat kabar perempuan, Poetri Hindia telah memotivasi dan mengispirasi banyak media massa lain untuk ikut mengambil bagian dalam gerakan emansipasi perempuan.

Penulis: Nina Witasari
Instansi: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Unnes
Editor: Dr. Endang Susilowati, M.A

Referensi

Hasanah, Lulum (2011). “Upaya-Upaya Memajukan Kaum Perempuan Pribumi dalam Pemberitaan Surat Kabar Poetri Hindia 1908-1911”. Skripsi pada Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung.

Poetri Hindia  No. 1, 2, Th. 1909

Septiani, Ayu (2017) “Implementasi Nilai-Nilai Perjuangan Kaum Perempuan Dalam Surat Kabar Poetri Hindia 1908-1911”, Jurnal Candrasangkala Vol. 3 No.1 Tahun 2017, E-ISSN: 2477-8214, ISSN: 2477-2771

Rahzen, Taufik, Muhidin M. Dahlan, dkk. (2007). Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007.  Jakarta. OCLC 289071007. I-Boekoe. 2007. hlm. 49–52.