Poetri Mardika

From Ensiklopedia

Poetri Mardika adalah sebuah organisasi perempuan pertama yang didirikan di Batavia pada 1912. Organisasi perempuan ini berdiri dengan memperoleh dukungan Budi Utomo. Siti Soendari, seorang jurnalis yang memiliki hubungan dekat dengan para tokoh Budi Utomo, merupakan nama besar di balik pendirian Putri Mardika (Pringgodigdo 1970: 23). Tokoh lain yang banyak berperan dalam organisasi ini antara lain R.A. Theresia Saburudin, R.K. Rukmini, dan R.A. Sutinah Joyopranoto (Diniyanti 2020: 136). Poetri Mardika didirikan dengan tujuan untuk mendorong kemajuan kaum perempuan. Organisasi ini antara lain bermaksud untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan penerangan kepada gadis-gadis pribumi dalam menempuh pendidikan, mendorong keberanian menyampaikan pendapat di muka umum dan hal-hal lain yang belum pernah diketahuinya (Ohorella 1992: 6).

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu program Poetri Mardika adalah memberikan beasiswa kepada anak perempuan untuk bisa menempuh pendidikan formal, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi. Harapannya, setelah selesai menempuh pendidikan formal, mereka memiliki kesadaran tentang kemerdekaan dan sikap kemandirian (Pringgodigdo 1970: 23). Dana untuk membiayai pelaksanaan berbagai program dan biaya oprasional  diperoleh Poetri Mardika melalui iuran wajib anggota setiap bulan dan donasi dari para donatur (Diniyanti 2020: 139). Pada 1915, Poetri Mardika memberi bantuan dana pendidikan kepada tujuh orang anak pada 1916, sembilan orang anak pada 1917, dan bertambah lagi pada 1918 menjadi sembilan orang anak. Pada 1919, jumlah tersebut berkurang menjadi enam orang anak, karena ada yang melanjutkan ke sekolah menengah pemerintah, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) , dan ada pula yang memutuskan untuk berhenti dan menikah (Diniyanti 2020: 139).

Organisasi Poetri Mardika pada 1914 menerbitkan surat kabar dengan nama yang sama, Peotri Mardika. Media ini menjadi sarana strategis untuk menyebarkan gagasan-gagasan dan pemikiran tentang kemajuan kaum perempuan, baik di kalangan anggota maupun para pembaca secara luas (Ohorella 1992: 6). Poetri Mardika terbit pertama kali di Batavia pada Juli 1914 dengan tiga bahasa,  Melayu, Jawa dan Belanda. Koran ini terbit setiap bulan dan memiliki jargon “Surat kabar memperhatikan keadaanja perempuan boemipoetra di Insulinde” (Rahzen 2007: 104). Surat kabar ini utamanya mengangkat isu terkait berbagai persoalan yang ada dalam keluarga dan masyarakat, menyajikan pemikiran dan gagasan terkait dengan nilai-nilai dan isu-isu baru yang sedang berkembang, yaitu mengenai poligami, perkawinan anak-anak, pendidikan anak perempuan, tingkah laku dalam pergaulan, kesehatan dan kesusilaan (Suryochondro 1984:87). Pada 1915, Poetri Mardika diambil alih Boedi Oetomo dan penerbitannya dilanjutkan di Yogjakarta (Rahzen 2007: 105).

Setelah organisasi Poetri Mardika didirikan, banyak organisasi perempuan lain ikut bermunculan dengan cepat. Organisasi Poetri Mardika telah menginspirasi dan berperan menyebarkan pandangan progresif tentang emansipasi kaum perempuan. Poetri Mardika berperan aktif dalam berbagai kegiatan pertemuan perempuan di beberapa daerah dalam rangka menyebarkan ide dan gagasan tentang kemajuan kaum perempuan, antara lain di wilayah Buitenzorg (Bogor) pada 6 Juni 1916 dengan bantuan dari perhimpunan Harso Darsino, di daerah Madiun pada 11 Juli 1915), dan di Surabaya pada 18 Juli 1915 (Diniyanti 2020: 140).

Penulis: Nazala Noor Maulany
Instansi: Universitas Islam Negeri Mataram
Editor: Dr. Endang Susilowati, M.A


Referensi

Diniyanti, R. (2020) “Potret Gerakan Perempuan pada Abad ke-20 di Batavia: Poetri Mardika 1912” dalam Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 3(2), 135-144.

Ohorella, G.A., dkk (1992) Peranan Wanita Indonesia dalam Masa Pergerakan Nasional. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Pringgodigdo, A.K. (1970) Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Rahzen, Taufik, et. Al. (2007) Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007). Jakarta: I:BOEKOE.

Suryochondro, Sukanti (1984) Potret Pergerakan Wanita di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali.