Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

From Ensiklopedia

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) adalah rumah sakit pusat nasional yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Terletak di Jalan Pangeran Diponegoro No.71, Jakarta Pusat, RSCM merupakan rumah sakit terbesar dengan menggunakan nama seorang tokoh pergerakan nasional, Dr. Cipto Mangunkusumo. Gedung utama RSCM yang berarsitektur Eropa pertama dibangun pada tahun 1919 hingga 1926, dan kini termasuk salah satu cagar budaya di Jakarta (Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta 1996).

Didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda, RSCM awalnya diberi nama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (Rumah Sakit Kota Pusat, atau dikenal juga sebagai CBZ). Kala itu, rumah sakit ini juga digunakan sebagai rumah sakit pendidikan bagi para siswa sekolah dokter School tot Opleiding voor Indische Artsen (STOVIA), sekolah dokter bagi pribumi yang kemudian berubah menjadi Geneeskundige Hoogeschool (GHS). Selain itu, CBZ juga menjadi pendidikan bagi para perawat ataupun paramedic lainnya, seperti Verband-mantri atau ziekenoppasser. Pada masa pendudukan Jepang, rumah sakit ini berganti nama menjadi Ika Daigaku Byōin. Pada masa awal revolusi, Rumah Sakit ini berubah nama menjadi Rumah Sakit Perguruan Tinggi, dan sempat dua kali diduduki oleh Belanda, yakni saat Agresi Militer Pertama, 21 Juli 1947, dan Agresi Militer Kedua pada 24 Agustus 1948 (Departemen Kesehatan RI 1978, 1:92).

Pada tahun 1950, Rumah Sakit Perguruan Tinggi diubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Pusat, dan pada tahun 1964, Menteri Kesehatan Prof. Dr. Satrio mengubah nama Rumah Sakit Perguruan Tinggi menjadi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) (Departemen Kesehatan RI 1978, 1:93; Pols 2018, xviii). Pada tahun 2000, RSCM sempat menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan PP No.116/2000. Institusi ini kemudian menjadi Badan Layanan Umum pada tahun 2005, berdasarkan PP No.23/2005.

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo juga menjadi rumah bagi Pusat Riset Biologi Molekuer Eijkman, sebuah laboratorium penelitian yang kini menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Karena sifatnya sebagai rumah sakit pendidikan bagi STOVIA—kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia—sebagian besar tokoh-tokoh nasional yang memiliki latar belakang kedokteran kerap mmemiliki pengalaman di rumah sakit nasional ini. Contohnya adalah Abdul Rivai, Raden Soetomo, Sardjito, dan tokoh-tokoh lainnya (Pols 2018).

Penulis: Norman Joshua Soelias
Instansi: Northwestern University
Editor: Dr. Andi Achdian, M.Si


Referensi

Departemen Kesehatan RI. 1978. Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia. Vol. 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. 1996. Bangunan Cagar Budaya Di Wilayah DKI Jakarta. Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.

Pols, Hans. 2018. Nurturing Indonesia: Medicine and Decolonisation in the Dutch East Indies. Global Health Histories. Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press.