Sarekat Tani Indonesia (SAKTI)
Sarekat Tani Indonesia (SAKTI) adalah gerakan tani yang dibentuk pada 1951 sebagai onderbouw dari Partai Komunis Indonesia di bawah pimpinan Aidit. Gerakan tersebut merupakan gerakan anti imperialisme dan feodalisme dengan memperjuangkan terlaksananya landreform (Bari, 2008). Kepemimpinan Aidit yang kuat dan kharismatik mampu memobilisasi kekuatan rakyat, terutama dari golongan tani dan buruh. Aidit bahkan mampu menyatukan tiga organisasi besar kaum tani untuk berkoalisi dan melebur menjadi satu organ yang mempunyai jumlah anggota hingga jutaan orang di seluruh Indonesia. Ketiga organisasi tani tersebut adalah Roekoen Tani Indonesia (RTI), Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Sarekat Tani Indonesia (SAKTI). Ketiga organisasi ini sepakat untuk membentuk Front Persatoen Tani (FPT) yang beraliansi penuh pada PKI (Hindley, 1961).
SAKTI juga menjadi induk dari Angkatan Communis Muda (ACOMA), sebuah sub-faksi yang mengakomodasi para pemuda yang peduli pada penderitaan petani. Dari Acoma inilah kemudian muncul tokoh-tokoh penting PKI dan SAKTI seperti Ibnu Parna, Samsul Ahmad dan Sidik Kertapati. Sidik Kertapati adalah Ketua Umum Serikat Kaum Tani Indonesia. SAKTI kemudian melakukan fusi dan menjadi Barisan Tani Indonesia. Dalam Barisan Tani Indonesia Sidik Kertapati adalah wakil ketua (http://p2k.unkris.ac.id/ id3/ 2-3065-2962/Angkatan-Comunis-Muda Partai_148787_mputantular_p2k-unkris.html).
Pada 1953 pimpinan organisasi Roekoen Tani Indonesia (RTI) mengajukan peleburan organisasi kepada BTI dan SAKTI. RTI mengusulkan nama dari peleburan organisasi nantinya adalah BTI. Usulan tersebut disambut baik oleh BTI yang pada saat itu adalah organ PKI yang mempunyai basis massa terbesar, yang hampir mencapai satu juta orang. Akan tetapi SAKTI memerlukan waktu lebih lama untuk menyetujui usulan tersebut sebab dalam internal organisasi sendiri masih belum menyetujui secara aklamasi. Adalah Partai Trotskyite dan ACOMA yang menolak fusi tersebut, yang merasa cukup yakin dapat memimpin gerakan massa petani tanpa harus melebur dalam satu organ bersama RTI dan BTI (http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Angkatan-Comunis-Muda Partai_148787_mputantular_p2k-unkris.html). Keyakinan itu juga didukung fakta bahwa SAKTI mampu menurunkan Kabinet Wilopo akibat kasus Tanjung Morawa 1953, hal yang bahkan tidak mampu dilakukan BTI yang mengklaim punya basis massa terbesar, di antara organ-organ PKI lainnya.
Setelah melalui negosiasi yang panjang, pada 1955 Sakti menyetujui bergabung bersama Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Rukun Tani Indonesia (RTI) menjadi satu dengan nama BTI. Bergabungnya SAKTI ke Barisan Tani Indonesia, jelas memberi kontribusi keanggotaan yang signifikan. Dalam catatan sejarah, pada tahun 1954, BTI melaporkan bahwa anggotanya berjumlah 2.027.500 orang. Dengan bergabungnya SAKTI di tahun 1955, jumlah anggotanya berjumlah 3.315.820 yang diklaim BTI sebagai kader, simpatisan dan loyalis partai (Hindley, 1961).
Pasca pecahnya peristiwa 1965, dan penguasa baru melakukan upaya pembersihan sisa-sisa PKI hingga keakar-akarnya, organisasi petani pun menunjukkan gejala melunak dan kooperatif. Pada 1968 SAKTI menyetujui pembentukan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) oleh Badan Kerjasama (BKS) Tani Militer (Tamil), hingga kemudian dideklarasikan HKTI oleh BKS Tamil sebagai salah satu program pemerintah. Tani Militer merupakan salah satu usaha pemerintah melakukan pengawasan terhadap potensi kemunculan gerakan laten komunis di kalangan petani Indonesia.
Penulis: Nina Witasari
Instansi: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Unnes
Editor: Dr. Endang Susilowati, M.A
Referensi
Ahmad Fathul Bari, Strategi Partai Komunis Indonesia Terhadap Petani Dan Pengaruhnya di Jawa Timur, 1953-1965, Skripsi FIB UI, 2008, hal. 36-61
Hindley, Donald (1961). “The Communist Party op Indonesia, 1951-1961: A Decade op the Aidit Leadership. (A Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy in Political Science at the Australian National University, July 1961).
http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Angkatan-Comunis-Muda-Partai_148787_ mputantular_p2k-unkris.html