Gedung Pejambon (Gedung Volksraad/Pancasila)
Gedung Pejambon atau Gedung Pancasila merupakan salah satu gedung yang menjadi saksi beragam peristiwa sejarah Indonesia. Gedung ini berada di kawasan yang kini dikenal sebagai Taman Pejambon dan Lapangan Banteng Jakarta. Saat ini Gedung Pejambon merupakan bagian dari kompleks bangunan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Dalam sebuah esai yang ditulis oleh Alwi Shahab yang dimuat dalam Republika dengan judul Sejarah Pancasila: Dari Gedung Pancasila, Lahir Dasar Negara, gedung ini diperkirakan berdiri sejak tahun 1830. Letaknya berada di kawasan elite khusus warga Belanda dan disekitar kawasan Markas Komandan Militer Hindia Belanda. Gedung ini beralih fungsi menjadi tempat bersidang Volksraad (Dewan Rakyat) melakukan rapat-rapatnya. Gedung Volksraad diresmikan oleh Gubernur Jenderal Limburg Stirum pada tahun 1918. Dalam sidang-sidang Volksraad yang dilaksanakan di gedung ini banyak disampaikan pidato yang mengkritisi pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan untuk melaksanakan rapat-rapat oleh badan bentukan Jepang, yaitu Chuo Sangi-in. Dalam sidang pertama Chuo Sangi-in yang dilaksanakan di Gedung Pejambon, Panglima Tentara Tertinggi Jepang dengan gamblang menyatakan ajakan untuk membantu Jepang dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya. Sayangnya, kedudukan Jepang dalam perang tersebut semakin terancam. Untuk mempertahankan dukungan perang dari rakyat Indonesia, Jepang kembali membentuk badan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan. Badan ini bertugas untuk mempelajari soal-soal yang berhubungan dengan segi-segi politik, ekonomi dan lainnya yang diperlukan dalam pembentukan Indonesia di kemudian hari.
Pada 29 Mei 1945, BPUPK melakukan sidang pertamanya di Gedung Pejambon atau pada masa itu dikenal dengan nama Gedung ‘Chuo Sangi-in’. Selama berdiri, BPUPK melaksanakan dua kali sidang. Pada sidang pertama dibahas dasar-dasar negara Indonesia. Hampir sebagian besar anggota BPUPK menyambut pertanyaan dari ketua BPUPK, Radjiman Wedyodiningrat, dasar negara apa yang akan kita gunakan kelak jika Indonesia merdeka. Dari pidato-pidato usulan tentang dasar negara tersebut kemudian dibentuk Panitia Kecil yang bertugas menyatukan gagasan-gagasan yang berkembang dengan pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 sebagai dasarnya. Namun, Sukarno merespon lebih cepat dengan membentuk panitia kecil baru untuk segera berembuk dan berdialog yang kemudian menghasilkan sebuah naskah yang dikenal dengan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, yang kemudian diterima oleh seluruh anggota BPUPK. Gedung ini juga digunakan sebagai tempat rapat PPKI sehari setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Gedung Pancasila juga menjadi tempat dilaksanakannya sidang penutup BFO.
Gedung ini diserahkan kepada Departemen Luar Negeri pada awal tahun 1950, setelah sebelumnya sempat menjadi tempat diadakannya demonstrasi yang menyatakan dukungan terhadap Mesir di tahun 1956 dan demokrasi oleh KAMI yang menentang komunis di tahun 1965 yang menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan pemugaran Gedung Pancasila pada tahun 1973, yang berhasil diselesaikan pada tahun 1975. Pemugaran dilakukan untuk mengembalikan corak asli Gedung Pancasila. Gedung ini kembali dibuka bertepatan dengan ulang tahun Departemen Luar Negeri ke-30 yaitu 19 Agustus 1975. Saat ini Gedung Pancasila tidak lagi sesibuk dulu. Meskipun demikian, gedung ini masih sering digunakan untuk beragam kegiatan internasional dan menyambut tamu dari berbagai negara lain. Gedung Pancasila juga digunakan sebagai tempat pelantikan duta besar dan penandatanganan perjanjian baik dengan negara lain maupun organisasi internasioal.
Penulis: Abdurakhman
Instansi: Universitas Indonesia
Editor: Dr. Restu Gunawan, M.Hum
Referensi
Amanat PJM Presiden Sukarno pada Peringatan Hari Lahirnja Pantjasila Digedung Departemen Luar Negeri, Pedjambon, Djakarta, 1 Djuni 1964
https://kemlu.go.id/portal/id/read/27/tentang_kami/gedung-pancasila
https://rri.co.id/humaniora/info-publik/1064534/gedung-pancasila-bukti-sejarah-lahirnya-pancasila
https://repository.monash.edu/items/show/12510#?c=0&m=0&s=0&cv=0
https://repository.monash.edu/items/show/89671#?c=0&m=0&s=0&cv=0