Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi mahasiswa di Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan Muhammadiyah. Ikatan ini berdiri pada 14 Maret 1964. Pendirian IMM sendiri juga kerap dianggap sebagai wadah untuk menampung anggota-anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang saat itu ingin dibubarkan oleh Presiden Sukarno. Namun, dalam beberapa catatan, keinginan mendirikan IMM memang ada dorongan dari internal Muhammadiyah itu sendiri (Hamid dkk., 1989). Ini misalnya tertuang pada Muktamar Muhammadiyah ke-25 di Jakarta pada 1936. Pada kesempatan itu dicetuskan bahwa selain ingin mendirikan universitas atau perguruan tinggi, Muhammadiyah juga merasa penting membuat wadah bagi mahasiswanya (Agham 1997).
Namun, upaya pendirian universitas membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Maka sementara para mahasiswa yang berafiliasi dengan Muhammadiyah diwadahi terlebih dahulu di Pemuda Muhammadiyah, dan tidak sedikit pula yang berkecimpung di HMI (Hamid dkk. 1989).
Pada 18 November 1955, ketika Muhammadiyah bari bisa mendirikan perguruan tinggi, organisasi mahasiswa juga tidak serta merta terbentuk. Sebab, Muhammadiyah terikat pada Ikrar Abadi Umat Islam yang dicetuskan pada 25 Desember 1949 oleh Masyumi, yang salah satu isinya menyatakan HMI sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Islam (Fathoni 1990). Barulah pada 1962 ketika Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta berlangsung, para mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta (Fathoni 1990).
Inisiasi pembentukan IMM diawali dengan berdirinya Lembaga Dakwah Mahasiswa pada 15 Desember 1963. Ide ini berasal dari Mohammad Djazman. Lembaga ini kemudian terdengar begitu cepat ke berbagai Universitas Muhammadiyah. Dorongan paling kuat datang dari mahasiswa Muhammadiyah yang ada di Jakarta seperti Nurwowijoyo, Sarjono, M. Yasin, Sutrisno Muhdam, M.Z. dan Suherman. Desakan ini kemudian sampai ke Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang saat itu diketuai oleh M. Fachrurrazi dan bertindak sebagai sekretaris umum adalah Mohammad Djazman. PP Pemuda Muhammadiyah kemudian mengusulkan ke PP Muhammadiyah, yang saat itu diketuai oleh Ahmad Badawi, agar dibentuk organisasi khusus bagi mahasiswa Muhammadiyah. Usulan tersebut disetujui dan kemudian lahirlah IMM pada 14 Maret 1964. Peresmian berdirinya IMM diadakan di gedung Dinoto Yogyakarta dan dilaksanakannya penandatanganan "Enam Penegasan IMM" oleh Ahmad Badawi, yang berbunyi:
- Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam;
- Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM;
- Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amala adalah ilmiah;
- Menegaskan bahwa amal IMM adalah lilLahi Ta'ala dan seenantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Pada tahun 1965, IMM juga ikut bergabung dalam wadah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Slamet Sukirnanto, salah seorang tokoh DPP IMM, bahkan menjadi Ketua Presidium Pusat KAMI.
IMM sendiri pada masa-masa awal berdiriya tidak luput dari ancaman dan teror PKI, baik di pusat maupun di daerah-daerah. Untuk menyelamatkan eksistensi IMM yang baru berdiri itu, maka dalam kesempatan audiensi dan silaturahmi dengan Presiden Sukarno di Istana Negara Jakarta pada tanggal 14 Februari 1965, IMM meminta restunya Presiden. Sukarno kemudian mengatakan, "Saja beri restu kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadijah”.
Mahasiswa-mahasiswa yang sejak awal terafiliasi dengan Persarikatan Muhammadiyah pun akhirnya keluar dari HMI dan masuk ke IMM. Hal semacam ini terjadi di Yogyakarta, Jakarta, Riau, Padang, Ujungpandang dan berbagai wilayah lain di Indonesia.
Dalam perjalanannya, IMM mengalami dinamika gerakan yang naik turun dan pasang surut (Agham 1997). Selama lebih dari tiga setengah dasawarsa ini, IMM telah mengalami empat periode gerakan. Pertama, periode pergolakan dan pemantapan (1964-1971). Kedua, periode pengembangan (1971-1975). Ketiga, periode tantangan (1975-1985). Keempat, periode kebangkitan (1985-).
Penulis: Endi Aulia Garadian
Instansi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Editor: Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A.
Referensi
Agham, Noor Chozin. 1997. Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Dari Muktamar I sampai Muktamar V. Jakarta: Yayasan Penerbit Pers Perkasa bersama Penerbit dan Percetakan Dikdasmen PP Muhammadiyah.
Fathoni AF, Farid. 1990. Kelahiran yang Dipersoalkan, Dua Puluh Enam Tahun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 1964-1990. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Hamid, Almisar et al. 1989. Seperempat Abad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta: DPP IMM.