Amir Machmud: Difference between revisions

From Ensiklopedia
(Created page with "Amir Machmud adalah seorang Jenderal Militer yang memiliki peran dalam menjaga kedaulatan negara pada masa pemerintahan Presiden Sukarno hingga Orde Baru. Lahir pada tanggal 21 Februari 1923 di Jawa Barat, beliau memulai karir militernya pada tahun 1940 setelah menyelesaikan sekolahnya. Pernah menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, Amir Machmud pernah memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Lembang, Bandung. Amir Mach...")
 
No edit summary
 
(6 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Amir Machmud adalah seorang Jenderal Militer yang memiliki peran dalam menjaga kedaulatan negara pada masa pemerintahan Presiden Sukarno hingga Orde Baru. Lahir pada tanggal 21 Februari 1923 di Jawa Barat, beliau memulai karir militernya pada tahun 1940 setelah menyelesaikan sekolahnya. Pernah menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, Amir Machmud pernah memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Lembang, Bandung.  
[[File:Amir Machmud - 30th Indonesia Merdeka 03-92.jpg|center|thumb|Amir Machmud.Sumber: [https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=9991&keywords= Repro dari buku 30th Indonesia Merdeka Jilid III, Hal. 92]]]


Amir Machmud adalah salah satu dari tiga Brigadir Jenderal Angkatan Darat yang dikirim oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk menyusul Presiden Sukarno ke Istana Bogor menjelang pengesahan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966. Bersama Basuki Rachmat dan M. Yusuf, ketiganya menjadi saksi bagaimana Presiden Sukarno membaca dan kemudian menandatangani surat tersebut (Wardaya, 2009:26, 120).
Amir Machmud adalah seorang Jenderal Militer yang memiliki peran dalam menjaga kedaulatan negara pada masa pemerintahan Presiden Sukarno hingga Orde Baru. Lahir pada tanggal 21 Februari 1923 di Jawa Barat, beliau memulai karir militernya pada tahun 1940 setelah menyelesaikan sekolahnya. Pernah menjadi anggota [[Pembela Tanah Air (PETA)|Pembela Tanah Air]] (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, Amir Machmud pernah memimpin [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR) di Lembang, Bandung.  


Amir Machmud adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam operasi pengembalian Irian Barat atau yang dikenal dengan Operasi Mandala pada tahun 1962. Operasi ini dipimpin oleh Jenderal Soeharto yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno. Kontribusi Amir Machmud dalam penyelesaian masalah Irian Barat berlanjut hingga saat dirinya menjabat sebagai Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) di bawah perintah Presiden Soeharto dan menjadi pelaksana dari Act of Free Choice (Penentuan Pendapat Rakyat/PEPERA) pada tahun 1969 (Machmud, 1987). Amir Machmud berpendapat bahwa pemerintah Orde Baru tidak memberikan pilihan selain rakyat Irian Barat harus tetap dalam pangkuan Ibu Pertiwi.  
Amir Machmud adalah salah satu dari tiga Brigadir Jenderal Angkatan Darat yang dikirim oleh Letnan Jenderal [[Soeharto]] untuk menyusul Presiden [[Sukarno]] ke [[Istana Bogor]] menjelang pengesahan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966. Bersama [[Basuki Rahmat|Basuki Rachmat]] dan M. Yusuf, ketiganya menjadi saksi bagaimana Presiden [[Sukarno]] membaca dan kemudian menandatangani surat tersebut (Wardaya, 2009:26, 120).
 
[[Amir Machmud]] adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam operasi pengembalian Irian Barat atau yang dikenal dengan Operasi Mandala pada tahun 1962. Operasi ini dipimpin oleh Jenderal Soeharto yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno. Kontribusi [[Amir Machmud]] dalam penyelesaian masalah Irian Barat berlanjut hingga saat dirinya menjabat sebagai Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) di bawah perintah Presiden Soeharto dan menjadi pelaksana dari ''Act of Free Choice'' [[Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) Papua Barat|(Penentuan Pendapat Rakyat/PEPERA)]] pada tahun 1969 (Machmud, 1987). Amir Machmud berpendapat bahwa pemerintah Orde Baru tidak memberikan pilihan selain rakyat Irian Barat harus tetap dalam pangkuan Ibu Pertiwi.  
 
{{Penulis|Fernanda Prasky Hartono|Universitas Gadjah Mada|Dr. Sri Margana, M.Hum.}}


Penulis: Fernanda Prasky Hartono




'''Referensi'''
'''Referensi'''


Machmud, A., 1987, Otobiografi Amir Machmud: Prajurit Pejuang, Jakarta: PT Rora Karya Offset.
Machmud, A., 1987, ''Otobiografi Amir Machmud: Prajurit Pejuang,'' Jakarta: PT Rora Karya Offset.


Wardaya, B. T., 2009, Membongkar Supersemar: Dari CIA Hingga Kudeta Merangkak Melawan Bung Karno, Yogyakarta: Galang Press.  
Wardaya, B. T., 2009, ''Membongkar Supersemar: Dari CIA Hingga Kudeta Merangkak Melawan Bung Karno'', Yogyakarta: Galang Press.  
{{Comment}}
[[Category:Tokoh]]
[[Category:Tokoh]]

Latest revision as of 13:38, 26 August 2024

Amir Machmud.Sumber: Repro dari buku 30th Indonesia Merdeka Jilid III, Hal. 92

Amir Machmud adalah seorang Jenderal Militer yang memiliki peran dalam menjaga kedaulatan negara pada masa pemerintahan Presiden Sukarno hingga Orde Baru. Lahir pada tanggal 21 Februari 1923 di Jawa Barat, beliau memulai karir militernya pada tahun 1940 setelah menyelesaikan sekolahnya. Pernah menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, Amir Machmud pernah memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Lembang, Bandung.

Amir Machmud adalah salah satu dari tiga Brigadir Jenderal Angkatan Darat yang dikirim oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk menyusul Presiden Sukarno ke Istana Bogor menjelang pengesahan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966. Bersama Basuki Rachmat dan M. Yusuf, ketiganya menjadi saksi bagaimana Presiden Sukarno membaca dan kemudian menandatangani surat tersebut (Wardaya, 2009:26, 120).

Amir Machmud adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam operasi pengembalian Irian Barat atau yang dikenal dengan Operasi Mandala pada tahun 1962. Operasi ini dipimpin oleh Jenderal Soeharto yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno. Kontribusi Amir Machmud dalam penyelesaian masalah Irian Barat berlanjut hingga saat dirinya menjabat sebagai Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) di bawah perintah Presiden Soeharto dan menjadi pelaksana dari Act of Free Choice (Penentuan Pendapat Rakyat/PEPERA) pada tahun 1969 (Machmud, 1987). Amir Machmud berpendapat bahwa pemerintah Orde Baru tidak memberikan pilihan selain rakyat Irian Barat harus tetap dalam pangkuan Ibu Pertiwi.

Penulis: Fernanda Prasky Hartono
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.


Referensi

Machmud, A., 1987, Otobiografi Amir Machmud: Prajurit Pejuang, Jakarta: PT Rora Karya Offset.

Wardaya, B. T., 2009, Membongkar Supersemar: Dari CIA Hingga Kudeta Merangkak Melawan Bung Karno, Yogyakarta: Galang Press.