Festival Film Indonesia Pertama 1955

From Ensiklopedia

Festival Film Indonesia (FFI) adalah perhelatan anugerah insan perfilman Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun. FFI Pertama diselenggarakan pada tanggal 30 Maret hingga 5 April 1955. FFI dibentuk sebagai respons dari insan perfilman terhadap kondisi perfilman Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Dunia perfilman Indonesia saat itu dibanjiri oleh film-film luar negeri, sedangkan film Indonesia menjadi film kelas rendah. Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik kemudian berupaya memperbaiki keadaan perfilman Indonesia dengan menggelar Festival Film Indonesia yang pertama.

Pada Desember, 1953 Usmar Ismail dan Djamaluddin Malik mengikuti pertemuan produser film se-Asia di Manila yang diprakarsai oleh Jepang. Keduanya kemudian bergabung dalam Federation of Film Producers in Asia (FFPA) dengan harapan dapat memperluas pasar film Indonesia. Pada tahun 1954 FFPA menggelar Festival Film Asia Tenggara (FFAT) pertama, yang meski bertajuk Asia Tenggara namun diselenggarakan di Tokyo. Guna mengikuti perhelatan ini, dipersiapkan organisasi untuk mewadahi produser film Indonesia serta film yang akan dikirim ke FFAT. Maka dari itu dibentuklah Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) dan dimulailah produksi film “Lewat Djam Malam”. Namun, sayangnya, Indonesia mundur dari perhelatan FFAT 1954 akibat hubungan antara Indonesia dan Jepang yang saat itu sempat memanas terkait permasalahan pampasan perang. Walau demikian, Djamaluddin Malik tetap mendorong PPFI untuk tetap menyelenggarakan FFI pertama (Biran 1996: 155).

FFI diselenggarakan dengan tujuan mengembangkan industri film Indonesia, memperbaiki mutu seni dan teknik film dan menjalin hubungan baik dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Untuk itu, Djamaluddin Malik menyediakan sembilan macam kategori, yaitu film terbaik, regie terbaik, skenario terbaik, montage terbaik, fotografi terbaik, permainan terbaik, suara terbaik, musik terbaik, dan dekor terbaik (Indonesia Raya, 1955). Walaupun urung mengikuti FFAT 1954 di Tokyo, film yang menjadi film terbaik di FFI pertama akan dikirimkan mewakili Indonesia di FFAT 1955 di Singapura (Indonesia Raya, 1955). FFI diselenggarakan dengan kisaran biaya antara Rp. 300.000-400.000, setara dengan biaya pembuatan satu film. Biaya ini ditanggung oleh Djamaluddin Malik yang juga menjabat sebagai ketua panitia. Menteri Penerangan sekaligus Walikota Jakarta pada waktu itu, Sudiro didapuk sebagai ketua kehormatan. Dewan Juri FFI pertama diketuai oleh Prof. Bahder Djohan, sementara Sitor Situmorang menjadi wakil ketua Dewan Juri (Biran, 1996: 156).

FFI resmi dimulai dengan “pawai para bintang film” berdasarkan empat vloot berdasarkan karakter kedaerahan. Pawai dimulai pukul 17.00 dari Gedung Olahraga, kemudian Merdeka Selatan, Merdeka Barat, Merdeka Utara, Segara III, melewati Istana Presiden, Pasar Baru, Pintu Besi, masuk ke Cathay, Gunung Sahari, Pasar Senen, Kramat Raya, kemudian masuk ke Metropole (Indonesia Raya, 1955). Selain pawai, diadakan pula galapremier di Metropole yang saat itu menjadi bioskop terbesar di Asia Tenggara. Dalam gala premiere ini diputar film-film yang diperlombakan dalam FFI, antara lain: Lewat Djam Malam, Harimau Tjampa, Tarmina, Djakarta di Waktu Malam, Belenggu Masyarakat, dan Debu Revolusi (Biran, 1996: 157-158). Gala premiere ini dihadiri oleh Presiden Sukarno beserta istri, Wakil Presiden Hatta beserta istri, anggota kabinet, parlemen, korps diplomatik, dan lain-lain (Indonesia Raya, 1955).

FFI pertama pada tahun 1955 merupakan sebuah tonggak penting baik dalam sejarah perfilman Indonesia maupun sejarah Indonesia. FFI pertama menunjukkan bahwa Indonesia mampu dan memiliki tekad untuk memiliki jati diri sebagai bangsa dalam dunia perfilman, alih-alih menjiplak identitas dan budaya perfilman bangsa lain. Lebih lanjut, hingga tulisan ini dibuat (2022) FFI tetap diselenggarakan secara teratur setiap tahunnya.

Penulis: Muhammad Asyrafi
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.


Referensi

Biran, Misbach Yusa (2009) Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.

Indonesia Raya, (1955, 30 Maret). Indonesia Raya, hlm. 1.