Lubang Buaya

From Ensiklopedia

Lubang Buaya merupakan sebuah lokasi yang berada di dekat Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur. Ia merupakan lokasi yang berada di bawah kewenangan dari Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma. Dalam sejarah Indonesia, Lubang Buaya menjadi sangat terkenal karena berkaitan dengan dua peristiwa. Pertama, latihan relawan Dwikora dan Ganyang Malaysia yang berada di bawah pimpinan Mayor Udara Sudjono. Kedua, pembunuhan Perwira Angkatan Darat pada peristiwa G30S (Taum 2008: 14).

Dari dua peristiwa tersebut, G30S merupakan peristiwa yang paling melekat dengan Lubang Buaya. Narasi tentang Lubang Buaya sebagai tempat pembantaian dimonopoli oleh Pemerintah Orde Baru melalui berbagai macam media, seperti film, buku, monumen dan museum. Pemerintah Orde Baru menyebarkan narasi Lubang Buaya untuk kepentingan politik, bahkan secara resmi menyampaikan narasi peristiwa Lubang Buaya ke dalam buku Sejarah Nasional Indonesia jilid IV, yang ditulis oleh Sejarawan Nugroho Notosusanto. Dalam buku tersebut digambarkan bagaimana Para Perwira Angkatan Darat dieksekusi begitu keji di Lubang Buaya (Taum 2008: 19).

Meskipun demikian, sebetulnya penamaan Lubang Buaya tidak berkaitan dengan peristiwa 65. Lokasi tersebut telah dikenal dengan nama itu karena berkaitan dengan keberadaan mitos keberadaan buaya-buaya putih di sungai yang berada di wilayah itu (Rahman dan Jumardi 2021: 7). Hanya saja cerita lokal seperti itu tidak banyak diungkap, sebab penamaan Lubang Buaya kemudian menjadi lebih terkenal dalam hubungannya dengan 65.

Lebih dari itu, melalui narasi terkait Lubang Buaya, Soeharto mendapatkan dukungan untuk mengambil alih komando militer di Indonesia. Soeharto memimpin upacara pengangkatan jenazah dalam sumur di Lubang Buaya dan mempertontonkannya kepada masyarakat. Data forensik pun dengan sengaja dipublikasikan, terutama terkait dengan kerusakan jenazah dan penyebabnya (McGregor 2008: 132-133).

Kini, di sekitar lokasi Lubang Buaya, terdapat museum dengan sebuah monumen yang diberi nama Monumen Pancasila Sakti. Museum dan monumen tersebut menjadi sebuah komplek yang terletak tidak jauh dari Markas Angkatan Udara Republik Indonesia. Bangunan utama adalah Monumen Pancasila Sakti yang diresmikan dan dibuka pada tahun 1969, sedangkan Museum Pancasila Sakti diresmikan pada tahun 1982. Terdapat pula Museum Pengkhianatan PKI yang diresmikan pada 1992. Semua bangunan dalam kompleks tersebut didirikan semata sebagai bagian dari merawat ingatan terkait peristiwa G30S, terutama yang terjadi di Lubang Buaya (Damm 2017: 109). Bukan hanya melalui museum, tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila dengan melakukan upacara yang dihadiri oleh Presiden secara langsung di Lubang Buaya (Taum 2008: 26, 31).

Penulis: Gani Ahmad Jaelani
Instansi: Universitas Padjadjarana
Editor: Dr. Andi Achdian, M.Si


Referensi

Damm, Muhammad (2017) “Lubang Buaya, Kuburan Para Pahlawan: Abjeksi dalam Historiografi Peristiwa 1 Oktober 1965”. Jurnal Antropologi Indonesia, No.2.

McGregor, Kaharine E. (2008) Ketika Sejarah Berseragam: Membongkar Ideologi Militer dalam Menyusun Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Syarikat.

Rahmah. A. A & Jumardi (2021) “Menelisik Sejarah Penamaan Jalan Lubang Buaya dan Kaitannya dengan Peristiwa G30S”. Local History and Heritage. 1 (1), 6-9.

Taum, Yoseph Yapi (2008) “Lubang Buaya: Mitos dan Kontra-Mitos”. Jurnal Sintesis Vol. 6 No. 1, Maret.