Marhenisme

From Ensiklopedia

Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Sukarno yang dirumuskannya saat berkuliah di Sekolah Tinggi Teknik di Bandung antara tahun 1921-1926. Menurut defisini Sukarno, seorang Marhaen adalah “…orang yang mempunyai alat-alat yang sedikit, orang kecil dengan milik kecil, dengan alat-alat kecil, sekedar cukup untuk dirinya sendiri”. Singkatnya, Marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek (Adam 1965: 63). Marhaen sendiri adalah nama seorang petani miskin yang ditemui Sukarno di Bandung. Ia mewakili kondisi rakyat Indonesia. Bagi Sukarno, kaum Marhaen atau disebut juga kaum Kromo adalah yang terbanyak di Indonesia dan karenanya pergerakan Indonesia harus berlandaskan Marhaenisme.

Konsep Marhaenisme ini yang kemudian menjadi dasar ideologi Sukarno dan partai-partai yang didirikannya seperti PNI pada 1927 dan kemudian Partindo pada 1931. Dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1933, Sukarno menjelaskan kembali konsep Marhaen. Baginya Marhaenisme mengandung arti lebih luas daripada proletar atau kaum buruh karena Marhaen mencakup tidak hanya kaum proletar, tapi juga kaum tani Indonesia yang melarat, dan kaum melarat Indonesia lainnya. Lebih jauh lagi, Sukarno menjelaskan Marhaenisme adalah nasionalisme Indonesia yang memihak pada Marhaen (Sukarno 1933).

Dalam pidato kursus tentang Pancasila pada tahun 1958, Sukarno berpendapat di Indonesia tidak ada kaum borjuasi nasional sehingga tenaga perubahan diandalkan pada kaum Marhaen (Sukarno 1958). Dalam kursus ini, Sukarno menegaskan bahwa Marhaenisme adalah Marxisme yang diterapkan di Indonesia.  Kebijakan politik Sukarno yang tercantum dalam Manipol USDEK disebutnya sebagai perwujudan dari Marhaenisme.

Dalam perkembangannya terdapat sejumlah partai yang menyebutkan azasnya berdasarkan marhaenisme seperti PNI (1927), Partindo, PDI, PDIP,  Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (1998), PNI Front Marhaenis, PNI Massa Marhaen 1927.

Penulis: Yerry Wirawan
Instansi: Universitas Sanata Dharma
Editor: Dr. Farabi Fakih, M.Phil.


Referensi

Adams, Cindy (1965) Sukarno: An Autobiography, As Told to Cindy Adams. Jakarta: Gunung Agung.

Sukarno (1932) “Marhaen dan Proletar?”, Fikiran Rakjat, 1933, hal. 2-3.

___ (1958) “Pancasila sebagai Dasar Negara I”, Kursus Presiden Sukarno tentang Pancasila di Istana Negara, 26 Mei 1958.

___ (1958) “Pancasila sebagai Dasar Negara V”, Kursus Presiden Sukarno tentang Pancasila di Istana Negara, 3 September 1958.