Peristiwa Jengkol, Kediri
Peristiwa Jengkol adalah peristiwa aksi sepihak para petani dan buruh pabrik yang terprovokasi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) bersama dengan organ underbow mereka, yaitu Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat, dan Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI). Berlangsung dalam dua waktu, yaitu 3 November 1961 dan 15 November 1961, peristiwa ini adalah puncak konflik antara pihak pabrik perkebunan Penataran Jengkol dengan para petani dan buruh pabrik yang mendapat pengaruh dari PKI (Setiawan 2016: 7). Mereka melakukan aksi demo menolak pemindahan lahan yang telah lama mereka gunakan sejak masa setelah perang, termasuk tanah milik Pabrik Gula (PG) Jengkol. PG Jengkol yang berada di Dusun Jengkol, Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri itu rusak akibat perang kemerdekaan. Kawasan perkebunan yang sangat sepi dan miskin telah menjadi lahan subur bagi benih-benih perjuangan kaum komunis (Sulistyo 2001: 149).
Untuk kebutuhan lahan lebih luas dalam rangka ekspansi perusahaan, pada 1961 PG Ngadirejo mendapatkan tanah-tanah secara gratis dari pemerintah. Sementara, rencana pemberian kompensasi dan pemindahan bagi petani gagal dilaksanakan (Sulistyo 2001: 149). Hal itu akibat dari penolakan mayoritas buruh tani di PG Jengkol yang berafiliasi dengan BTI. Mereka berasal dari Dusun Simbar dan Dusun Jengkol, dua dusun yang berada di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten. Terhasut oleh provokasi PKI yang ingin merebut tanah perkebunan, mereka menempatinya, membuat rumah-rumah semi-permanen papan kayu dan bambu di lahan perkebunan yang ditanami tebu (https://radarkediri.jawapos.com/kediri-raya/politik-pemerintahan/30/09/2020/mengenang-peristiwa-djengkol-kediri-1961-1965/, diakses pada 2 Juni 2022).
Peristiwa pertama adalah aksi penolakan yang memuncak pada 3 November 1961. Para anggota BTI di Dusun Simbar dan Jengkol mendapat banyak bantuan dari anggota-anggota BTI daerah Kediri lainnya, seperti Papar, Kanigoro, dan Adan-Adan. Mereka bergabung dan berkumpul menjadi satu di Dusun Simbar. Selain itu, juga berdatangan simpatisan PKI dari kota-kota lain di sekitar daerah Kediri, seperti Lamongan, Nganjuk, Blitar, Ngawi, Pekalongan, Ponorogo, hingga Tuban (https://radarkediri.jawapos.com/kediri-raya/politik-pemerintahan/30/09/ 2020/mengenang-peristiwa-djengkol-kediri-1961-1965/, diakses pada 2 Juni 2022). Hal itu menyebabkan kekuatan mereka semakin lama menjadi sangat kuat, bahkan menjadi tidak terkendali lagi karena beberapa aksi dengan kekerasan (Setiawan 2016). Secara resmi, PKI tidak menganjurkan aksi-aksi kaum tani militan di luar hukum. Sebagai gantinya, mereka mendukung aksi-aksi dengan tujuan untuk menerapkan undang-undang reformasi tanah (Trönquist 2011: 197).
Peristiwa kedua berlangsung pada 15 November 1961. Akibat dari aksi sepihak petani dan buruh pabrik, pihak perkebunan mengirim traktor ke lahan tersebut dengan dikawal oleh aparat militer dari Kediri. Di sana, mereka menghancurkan segala-galanya, termasuk rumah-rumah gubug milik penduduk. Merasa dikhianati, penduduk menyerang balik traktor tersebut dan menolak untuk pergi. Mayor Hambali, Komandan Kodim menembaki mereka. Akibatnya, 10-15 orang terbunuh, sedangkan 24 lainnya luka-luka (Sulistyo 2001: 149). Sebagai lanjutan dari peristiwa tersebut, tiga orang penduduk dinyatakan bersalah dan dipenjara 5-15 bulan, karena dianggap mendorong terjadinya kerusuhan berdarah. Sementara itu 500 orang penduduk dipindahkan ke dua desa baru yang terpisah, yaitu Margourip dan Margopatut. Meskipun PKI mengalami kegagalan, Peristiwa Jengkol tetap memiliki dampak yang luas. Peristiwa ini menjadi sebab aksi-aksi PKI yang lebih agresif pada masa-masa berikutnya (Sulistyo 2001: 150).
Penulis: Rabith Jihan Amaruli
Instansi: Universitas Diponegoro
Editor: Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M. Hum.
Referensi
Hermawan, Sulistyo, 2001. Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan, terjemahan Suaedy, Uchi Sabirin, Syafiq. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Setiawan, Heris Moh, Agus Budianto, dan Zainal Afandi, “Sejarah Peristiwa PKI di Dusun Djengkol Desa Plosokidul Kediri 1961-1966” (Artikel Skripsi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Kediri, 2016).
Trönquist, Olle, 2011. Penghancuran PKI, terjemahan Harsutejo. Jakarta: Komunitas Bambu.
https://radarkediri.jawapos.com/kediri-raya/politik-pemerintahan/30/09/2020/mengenang-peristiwa-djengkol-kediri-1961-1965/, diakses pada 2 Juni 2022.