Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI)

From Ensiklopedia
Kegiatan Gerwani dalam memperingati hari lahir (1954)

Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI) adalah organisasi  pergerakan  kaum perempuan yang berdiri pada tanggal 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1957,  GERWANI memiliki  lebih dari 650.000 anggota  dan terus mengalami peningkatan jumlah anggota menjadi 1,5 juta  tahun 1963 dan 3 juta  tahun 1965. GERWANI  lahir dari sebuah organisasi wanita  bernama GERWIS (Gerakan Wanita Sedar), didirikan pada bulan Juni 1950, fusi dari  enam organisasi, yaitu: Rukun Putri Indonesia (Rupindo) dari Semarang, Persatuan Wanita Sadar dari Surabaya, Isteri Sedar dari Bandung, Gerakan wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri, Wanita Madura dari Madura, dan Perjuangan Putri Republik Indonesia dari Pasuruan. Kongres penyatuan enam organisasi tersebut dilaksanakan di Semarang pada tanggal 4 Juni 1950  (Sari 2007: 20 )

Perubahan GERWIS menjadi GERWANI terjadi  saat  pelaksanaan Kongres Gerwis ke-2 tahun 1954.  Pada kongres ini  disepakati untuk menghilangkan kata sedar pada nama organisasi dan merubahnya menjadi Gerakan Wanita Indonesia atau GERWANI. Perubahan nama organisasi dari Gerwis menjadi GERWANI telah menyebabkan keanggotaan organisasi ini lebih bersifat terbuka bagi semua perempuan di Indonesia. (Weiringa 2019: 18) Organisasi GERWANI bersifat independen  yang memiliki ideologi feminisme, sosialisme dan nasionalisme. GERWANI bertujuan memperjuangkan  hak-hak perempuan, hak anak, perdamaian dan kemerdekaan. Oleh karena itu, mereka aktif memberikan pendidikan dan  penyuluhan kepada perempuan di berbagai daerah tentang hak-hak perempuan dalam perkawinan.

Menjelang Pemilu 1955, GERWANI mulai berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Berkat dukungan GERWANI, PKI memperoleh  banyak suara perempuan dan berhasil menduduki peringkat keempat (Weiringa 2010). Hal ini secara tidak langsung memberikan keuntungan kepada GERWANI karena berhasil menempatkan enam orang anggotanya di DPR. Mereka adalah Suharti Suwarno, Salawati Daud, Suwardiningsih, Maemunah, Umi Sardjono dan Nyonya Mugdigdo. (Lestariningsih  2011: 53)

Pada kongres ke-IV bulan April 1961, GERWANI mengeluarkan resolusi yang memperlihatkan kedekatannya dengan garis perjuangan PKI dan Sukarno. GERWANI mendukung perjuangan mempertahankan Irian Barat, membantu pelaksanaan Land Reform, Undang-Undang Perkawinan yang demokratis, keamanan nasional dan penuruan harga. Perjuangan GERWANI di tahun 1960-an lebih fokus pada persoalan-persoalan politik nasional. (Sari 2007 : 28)

Afiliasi GERWANI terhadap PKI menyebabkan organisasi ini dianggap terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 . Mereka dituduh melakukan kekerasan dan tindakan asusila terhadap para Jenderal yang menjadi korban Gerakan 30 September 1965. Hal ini menimbulkan stigma negatif pada GERWANI dan tuntutan  terhadap pembubaran GERWANI ( McGregor 2007).  Sampai tahun 1967, ribuan anggota GERWANI ditangkap dan dipenjarakan,  termasuk ketua GERWANI Umi Sardjono dan  sekjen GERWANI Kartinah. Orde Baru mengkasifikasikan anggota GERWANI sebagai tahanan politik golongan B.  

GERWANI sebagai gerakan perempuan yang aktif pada masa awal kemerdekaan telah memberikan sumbangan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di Indonesia. Namun, stigma negatif  yang dibangun oleh Pemerintah Orde Baru pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 telah menghancurkan GERWANI.

Penulis: Ida Liana Tanjung
Instansi: Masyarakat Sejarah Indonesia
Editor: Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum


Referensi

Sari, Ratna Mustika (2007). GERWANI: Stigmatisasi dan Orde Baru. Yogyakarta: Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Weiringa, Saskia E (2019). Two Indonesian Women's organizations: Gerwani and the PKK,  Bulletin of Concerned Asian Scholars

McGregor, Katharine E  and Vannessa Hearman (2007). Challenges of Political Rehabilitation in Post-New Order Indonesia: The Case of Gerwani (The Indonesian Women’s Movement). South East Asia Researach, November 2007. Vol. 15. No. 3

Lestariningsih, Amurwani Dewi  (2011). Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan . Jakarta: Penerbit Buku Kompas.