Peristiwa Kanigoro
Peristiwa Kanigoro berupa penyerangan Pelajar Islam Indonesia (PII) oleh sekelompok massa Partai Komunis Indonesia (PKI), khususnya Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Pemuda Rakyat pada 13 Januari 1965 pagi (Alamsyah dan Yulianto 2018: 111). Saat itu, PII sebagai sayap pelajar Masyumi menyelenggarakan sebuah pelatihan mental (mental training/ mantra) bagi kader-kader barunya di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Desa Kanigoro adalah salah satu basis PKI.
Oleh karena itu, pelatihan mental ini disiapkan untuk mencoba keberanian anggota baru. Anis Abiyoso, Ketua PII Jawa Timur, memimpin pelatihan tersebut (Sulistyo 2001: 139). Kegiatan yang bertempat di masjid milik K.H. Jauhari, ayah dari Gus Ma’shum ini dan dimulai sejak 9 Januari 1965 diikuti oleh 127 orang peserta dengan 36 orang panitia (https://achmadpandu.wordpress.com+/2016/06/11/konflik-agraria-dan-politik-pki-di-kediri-1962-1965/#_ftn20, diakses pada 2 Juni 2022). Para penceramah pada pelatihan tersebut adalah tokoh-tokoh Masyumi, salah satunya Samelan. Pada 11 Januari 1965, ia tiba-tiba dilarang untuk memberikan ceramah oleh Komandan Kodim Kediri. Namun, pagi harinya, Anis Abiyoso mengajukan protes dan Samelan pun meneruskan ceramahnya (Sulistyo 2001: 139).
Titik puncak peristiwa terjadi pada 13 Januari 1965 pukul 04.30 WIB, saat massa yang dipimpin oleh Suryadi dan Harsono, berjumlah 2000 orang, menyerang masjid dan ruang madrasah yang digunakan sebagai tempat penginapan peserta. Mereka memasuki masjid sambil membawa pedang, celurit, dan menyeret peserta yang berjumlah 120 orang ke halaman. Mereka disuruh untuk berbaris dan diikat bersama dengan tali (Sulistyo 2001: 139-140). Kemudian, seluruh peserta diarak menuju Polsek. Di sepanjang jalan, para penyerang meneriakkan kalimat yang menakutkan, seperti Bunuh!, Ganyang!, Hidup PKI!. Terlihat dalam barisan arakan itu adalah K.H. Jauhari dan H. Ridwan. Di Polsek, peserta training diserahkan kepada kepala kepolisian, kelompok Suryadi dan Harsono keberatan atas kegiatan tersebut dan menilainya sebagai kegiatan subversif. Polsek hanya menangkap Anis Abiyoso dan membubarkan barisan tersebut (Sulistyo 2001: 140).
Anis Abiyoso hanya ditahan sehari. Namun, dari kejadian itu muncul isu bahwa kepolisian telah berpihak kepada PKI. Dengan cepat kabar itu menyebar ke berbagai daerah di Kediri. Tiga hari kemudian, pada 18 Januari 1965, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di bawah komando Gus Maksum putra K.H. Jauhari melakukan pembalasan. Ia mengerahkan 8 truk Banser dengan tujuan menyerang Desa Kanigoro. Markas dan rumah-rumah BTI serta Pemuda Rakyat digrebek, isu-isu peristiwa tersebut menyebar sampai seluruh Jawa Timur. Kepolisian langsung menangkap Suryadi dan Harsono untuk meredam situasi (https://achmadpandu.wordpress.com/2016/06/11/konflik-agraria-dan-politik-pki-di-kediri-1962-1965/#+_ftn20, diakses pada 2 Juni 2022).
Pada 1 Februari 1965, ratusan anggota PII melakukan pawai di Kanigoro dengan melempari kantor CSS PKI dengan batu. BTI dan Pemuda Rakyat melakukan aksi balasan dengan menyelenggarakan demonstrasi, dan selanjutnya masalah tersebut diselesaikan dengan cara hukum. Anis Abiyoso pun dinyatakan sebagai buronan, meski akhirnya menyerahkan diri kepada aparat di Malang seminggu kemudian (Sulistyo 2011: 140). Peristiwa Kanigoro menjadi salah satu contoh pertentangan PKI dan Islam di Jawa Timur. Pasca-G30S, Kediri menjadi saksi penghancuran PKI. Di sana, bahkan perlu dilakukan upaya khusus agar mayat-mayat korban yang terapung di sungai tidak memasuki kanal-kanal irigasi persawahan (Trönquist 2011: 292).
Penulis: Rabith Jihan Amaruli
Instansi: Universitas Diponegoro
Editor: Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M. Hum.
Referensi
Alamsyah, Andi Rahman dan Bayu A. Yulianto (ed.), 2018. Gerakan Pemuda Ansor: dari Era Kolonial Hingga Pascareformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia bekerjasama dengan Lab. Sosio Universitas Indonesia.
Hermawan, Sulistyo, 2001. Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan, terjemahan Suaedy, Uchi Sabirin, Syafiq. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Trönquist, Olle, 2011. Penghancuran PKI, terjemahan Harsutejo. Jakarta: Komunitas Bambu.
https://tirto.id/peristiwa-kanigoro-teror-pki-kepada-aktivis-islam-cCYH, diakses pada 2 Juni 2022.
https://achmadpandu.wordpress.com/2016/06/11/konflik-agraria-dan-politik-pki-di-kediri-1962-1965/#_ftn20, diakses pada 2 Juni 2022.