Soetami
Ir. Soetami (19 Oktober 1928- 13 November 1980) adalah seorang insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikenal sebagai Menteri Pekerjaan Umum dengan usia jabatan terlama yaitu 12 tahun. Soetami lahir dan mengenyam pendidikan dasar-menengah di Surakarta.
Perkenalan Soetami dengan dunia teknik sipil dimulai sejak perkuliahan di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (saat ini dikenal sebagai ITB). Sejak lulus, Soetami mengawali karir sebagai pengajar dan asisten pengajar di lembaga-lembaga pendidikan teknik seperti almamaternya dan Sekolah Menengah Teknik di Bandung. Adapun bidang yang ia ajarkan antara lain konstruksi bangunan air, mekanika teknik, dan konstruksi beton.
Pada tahun 1956, Soetami mulai bekerja sebagai praktisi di bidang teknik sipil. Beberapa proyek yang ia kerjakan adalah Proyek Penjernihan Air di Pecenongan, Jakarta Pusat dan Cisangkui, Bandung. Mulai tahun 1960-an, Soetami terlibat pada proyek-proyek skala nasional seperti pembangunan Gedung Conefo (Gedung DPR/MPR) dan Jembatan Sungai Musi yang kemudian dikenal sebagai Jembatan Ampera. Pembangunan jembatan ini dibiayai oleh rampasan perang dari pemerintah pendudukan Jepang.
Sepanjang hidupnya, Soetami tidak hanya menjadi insinyur yang bertanggung jawab atas proyek-proyek pemerintah. Soetami juga dikenal karena baktinya kepada perkembangan keilmuan teknik, terutama teknik sipil. Sebelum menjabat sebagai menteri, Soetami bahkan sudah dipercaya untuk bergabung dengan Dewan Riset Nasional dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pada tahun 1965, Kabinet Dwikora di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno mempercayai Soetami sebagai Menteri Negara Penilaian Konstruksi. Sejak masa inilah, Soetami selalu dipercaya sebagai menteri di bidang pekerjaan umum. Sejak 1965 hingga 1973, nomenklatur menteri di bidang ini berganti beberapa kali meskipun hanya dijabat oleh satu orang. Perubahan nama-nama ini antara lain adalah: Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT), Menteri Pekerjaan Umum (PU), dan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL).
Di dalam hidup Soetami, terdapat beberapa pertentangan yang patut dicatat. Pertama, betapa bertentangannya kehidupan pribadi Soetami dengan jabatannya sebagai menteri. Ia dikenal sebagai “Menteri Miskin” dan kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya di Surakarta. Selain itu, ia dikenal juga tak segan-segan menentang kritik dari orang-orang tentang proyek yang ia kerjakan. Salah satu tentangan yang ditujukan kepada Soetami datang dari Rooseno, dosennya di ITB, tentang proyek Tugu Irian Barat di Lapangan Banteng. Rooseno mempercayai bahwa monumen tersebut akan runtuh, namun Soetami berhasil membuktikan bahwa perhitungan sang dosen tidaklah tepat.
Soetami meninggal dunia pada tahun 1980, empat tahun setelah Universitas Gadjah Mada (UGM) menganugerahinya dengan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) di bidang Ilmu Teknik. Selama hidupnya, Soetami menghasilkan 21 karya tulis mengenai berbagai isu teknik seperti ilmu beton, ilmu wilayah, dan kajian manusia dengan pembangunan. Selain itu, ia juga memiliki lima kepeloporan di bidang teknik sipil dan menerima lima bintang jasa dari Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara asing seperti Belgia dan Filipina.
Penulis: Satrio Dwicahyo
Instansi: Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Farabi Fakih, M.Phil.
Referensi
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Prof.Dr.Ir. Sutami: Daftar Riwayat Hidup. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, 1977.
Departemen Pekerjaan Umum. 45 tahun Departemen Pekerjaan Umum. Indonesia: Departemen Pekerjaan Umum, 1990.
Departemen Pekerjaan Umum. 50 tahun Departemen Pekerjaan Umum. Indonesia: Departemen Pekerjaan Umum, 1995.
Pusat Data Tempo. Kiprah Ir Sutami Membangun Infrastruktur Indonesia. N.p.: Tempo Publishing, (n.d.).