Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang namanya menjadi simbol perlawanan dalam demonstrasi mahasiswa tahun 1966. Ia tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang jengah dengan kondisi negara saat itu. Namun, ia tewas tertembak dalam demonstrasi yang menyuarakan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) pada tanggal 24 Februari 1966. Arif
Saat itu, beberapa wilayah strategis di ibu kota dipenuhi oleh mahasiswa yang melakukan aksi. Tujuannya adalah menggagalkan pelantikan menteri Kabinet Dwikora II oleh Presiden Sukarno (Maxwell, 1997: 174). Rentetan tembakan terjadi ketika mahasiswa mulai mendekati Istana Negara. Arif Rahman Hakim, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjadi korban penembakan dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Gatot Subroto, namun tidak tertolong. Sehari setelah penembakan, demonstrasi mahasiswa kembali meningkat, kali ini mahasiswa membawa jaket almamater berwarna kuning milik UI yang berlumuran darah milik Arif Rahman Hakim (Anwar, 1980).
Penembakan diduga dilakukan oleh pasukan pengamanan presiden, Resimen Tjakrabirawa. Namun, menurut mantan wakil komandan Resimen Tjakrabirawa Kolonel Maulwi Saelan, pelaku bukanlah dari anggotanya. Senjata yang digunakan oleh Resimen Tjakrabirawa tidak mengindikasikan ada peluru yang dilepaskan. Menurut Maulwi, pelaku penembakan adalah anggota dari Pom Dam yang ikut bertugas (Saelan, 2008, Adam, dkk., 2014).
Kematian Arif Rahman Hakim berdampak pada meningkatnya aksi mahasiswa. Sebuah organisasi Laskar Arif Rahman Hakim dibentuk di Universitas Indonesia sebagai simbol perjuangan mahasiswa menghadapi pemerintahan Sukarno pada 4 Maret 1966. Aksi mahasiswa “Angkatan 66” ini semakin membuat posisi Sukarno terdesak dan pada akhirnya berakhir setelah lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Penulis: Fernanda Prasky Hartono
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.
Referensi
Adams, A. W., dkk., 2014, Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno, Jakarta: Penerbit Kompas.
Anwar, Y., 1980, Angkatan 66: Sebuah Cerita Hasian Mahasiswa, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Maxwell, J. R., 1997, Soe Hok-Gie: A Biography of A Young Indonesian Intellectual, Australia National University.
Saelan, M., 2008, Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66, Jakarta: Visimedia Pustaka.