Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, disingkat IPM, adalah organisasi otonom pelajar yang lahir dari persyarikatan Muhammadiyah. IPM beranggotakan para pelajar di seluruh Indonesia yang bergerak dalam dakwah Islam. Akidahnya bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunnah dengan fokus pada prinsip amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Lahirnya organisasi ini dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi politik di Indonesia pada era tahun 1956-an yang menyaksikan kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa Orde Lama.
Saat itu, masifnya ideologi komunis ke seluruh penjuru tanah air mendorong para Pemuda Muhammadiyah untuk melindungi para pelajar yang berada di sekolah Muhammadiyah dari paham kekiri-kirian tersebut dengan cara mendirikan wadah organisasi yang dapat menghimpun para pelajar Muhammadiyah. Oleh karenanya, kehadiran IPM sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil oleh misi Muhammadiyah, tampil sebagai pelopor dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah dan sebagai bentuk resistensi dari ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ideologi Muhammadiyah.
Secara formal, IPM resmi berdiri pada tanggal 05 Shafar 1381 H bertepatan dengan 18 Juli 1961 M. Ketua Umum pertama IPM adalah Herman Helmi Ma’ruf sementara Sekretatis Umum dijabat oleh Wirsyam Hasan. Namun jauh sebelum itu, keinginan untuk membuat sebuah organisasi di tingkat pelajar Muhammadiyah sebetulnya sudah muncul yang ditandai dengan adanya kumpulan-kumpulan skala kecil di beberapa daerah (Khoirudin, Demi Pena, Sejarah dan Dinamika, 2016). Jika dirunut, cikal bakal pendirian IPM dimulai sejak konferensi Pemuda Muhammadiyah tahun 1958 di Garut, Jawa Barat. Saat itu Pemuda Muhammadiyah bersepakat untuk mendirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi yang mewadahi para pelajar Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah sendiri bertindak sebagai dewan pengawas. Keputusan tersebut diperkuat di Muktamar Pemuda Muhammadiyaah yang ke-2 pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta dengan keputusan untuk membentuk IPM (keputusan II/nomor 4). Pada Juni 1961, ide ini disepakati oleh Pimpinan Pusat dan Majlis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah lalu digodok kembali oleh Pemuda Muhammadiyah pada konferensi di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961. Waktu dan tempat penggodokan ini kemudian dijadikan sebagai hari lahir IPM.
Dalam struktur keorganisasian IPM memiliki lima hierarki, yakni Pimpinan Pusat (PP), Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Daerah (PD), Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Ranting (PR) (Muhammadiyah, 2011). Jumlah Ranting IPM disebutkan dalam buku pedomannya berjumlah 19.372 ranting di seluruh daerah Indonesia. Pada tahap ranting, anggota baru IPM masuk dalam forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (FORTASI). Dalam kegiatan pengenalan tersebut anggota baru akan dibina dan dikader sebagai fondasi awal dalam memahami IPM, Pesyarikatan Muhammadiyah dan pembangunan konsep diri.
Ideologi IPM selaras dengan Tanfidz Muktamar ke-19, di mana nilai-nilai dasar perjuangannya memiliki lima poin yaitu nilai ketauhidan, nilai keilmuan, nilai kemandirian, nilai kekaderan dan nilai kemanusiaan. Lima nilai ini kemudian sejurus dengan lima etos pelajar berkemajuan dalam konsepsi Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) yaitu etos pengabdian kepada Allah SWT (nilai ketauhidan), etos pengabdian kepada ilmu pengetahuan (nilai keilmuan), etos pengabdian kepada diri sendiri (etos kemandirian) etos pengabdian kepada sesama (nilai kekaderan) dan etos pengabdian kepada alam (nilai kemanusiaan).
Secara fungsi, PM merupakan organisasi pengkaderan. Agar kaderisasi memiliki arah yang jelas, IPM menyusun sistematika perkaderan untuk mengatur proses perkaderan secara baik dan berkelanjutan yang disebut Sistem Pengkaderan IPM (SPI) (Khoirudin, 2014).
IPM berasaskan Islam dengan tetap menjungjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Dasar Negara dan prinsip-prinsip kebangsaan lainnya. Adapun tujuan IPM adalah terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjungjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Penulis: Tati Rohayati
Instansi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Editor: Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A.
Referensi
Khoirudin, A. (2016). Demi Pena, Sejarah dan Dinamika. Yogyakarta: PP IPM, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Khoirudin, A. (2014). Sistem Perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Miswanto, A. (2012). Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan. Magelang: P3SI UMM.
Muhammadiyah, P. P. (2011). Pedoman Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.