Partai Kristen Indonesia (PARKINDO)

From Ensiklopedia

Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) merupakan suatu partai Protestan yang berdiri pada November 1945. Cita-cita pendirian partai-partai Kristen, termasuk PARKINDO, adalah untuk menyalurkan aspirasi politik kelompok Kristen serta mempertahankan kebebasan beragama di Indonesia (Feith 2007: 145). Walaupun partai ini, bersama Partai Katolik, tergolong minoritas dibandingkan dengan partai-partai lain yang lebih besar, basis massanya cukup kuat sementara pengaruhnya cukup diperhitungkan mengingat menonjolnya peranan orang Kristen di bidang pelayanan publik dan bisnis. Para tokohnya yang terkemuka, seperti Johannes Leimena dan A.M. Tambunan (keduanya dari PARKINDO) dan I.J. Kasimo (Partai Katolik), juga menjadi faktor lain yang berkontribusi, di samping pendekatannya yang moderat dan keterlibatan para intelektual di dalam aktivitas mereka (Feith 2009: 71).

Seiring dengan kelahiran negara Indonesia yang merdeka, para pemimpin Indonesia berkeinginan agar Indonesia menjadi negara yang demokratis. Oleh sebab itu, pada 30 Oktober 1945 Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengusulkan kepada pemerintah agar partai-partai politik dibentuk sebagai sarana untuk menyalurkan berbagai paham di tengah masyarakat (Muljana 2008: 64). Para pemimpin Islam mendirikan Partai Masyumi pada 7 November 1945, sementara para pemimpin Kristen Protestan mendirikan Partai Kristen Nasional (PKN) pada 11 November 1945.

Nama PKN diusulan oleh Sutan Gunung Mulia. PKN bertujuan sebagai wadah bagi para pemeluk Kristen Protestan untuk berjuang di bidang politik, ekonomi dan sosial berdasarkan Kitab Suci. Ketua PKN adalah W.S. Johannes sementara sekretarisnya adalah Marjoto. Nama PKN berubah menjadi Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) dalam kongres pertama PKN yang diadakan di Solo pada 6-7 Desember 1945 (Aritonang 2004: 264-266).

PARKINDO turut berpartisipasi dalam pemerintahan. Pada Januari 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta ditugaskan untuk membentuk kabinet. Beberapa tokoh dari kalangan Protestan dan Katolik diangkat sebagai menteri dalam kabinet tersebut. Mereka adalah A.A. Maramis yang mewakili Partai Nasional Indonesia (PNI), I.J. Kasimo yang mewakili Partai Katolik dam J. Leimena yang mewakili PARKINDO (Aritonang & Steenbrink [ed.] 2008: 192). Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), pada Desember 1949-September 1950), di bawah Hatta sebagai perdana menteri, PARKINDO menempatkan J. Leimena sebagai menteri kesehatan.

Basis PARKINDO adalah di wilayah Batak (Sumatera Utara), Minahasa (Sulawesi Utara) dan Ambon (Maluku). Johannes Leimena memimpin PARKINDO di dekade 1950an. Leimena sendiri menjabat sebagai wakil perdana menteri di masa Demokrasi Terpimpin (Cribb & Kahin 2004: 324). Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1955 PARKINDO berada di posisi keenam dengan 2,66 persen suara dan delapan kursi di parlemen (Freston 2017).

Pada Pemilu pertama di masa Orde Baru, yang diadakan tahun 1971, PARKINDO mendapatkan 1,34 persen suara dan tujuh kursi parlemen. Pada tahun 1973 pemerintah melakukan fusi partai. PARKINDO melebur dengan partai-partai lainnya, termasuk PNI sebagai partai yang identik dengan Sukarno, ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (Cribb & Kahin 2004: 324). Bagi pemerintah, partai-partai Kristen lebih sesuai dengan partai-partai sekuler (Freston 2017).

Di awal eksistensi dua partai Kristen, PARKINDO dan Partai Katolik, jumlah penganut Protestan di Indonesia mencapai sekitar tiga juta sementara penganut Katolik kurang dari satu juta jiwa. Walaupun demikian, pengaruh kedua partai Kristen tersebut tergolong besar karena banyaknya orang Kristen yang berkarier di sektor penting seperti sebagai pegawai negeri, di angkatan bersenjata, sekolah dan universitas serta di bidang bisnis. Di samping itu, pemimpin partai-partai Kristen juga dikenal memiliki karisma individu (Feith 2007: 145).

Penulis: Muhammad Yuanda Zara
Instansi: Universitas Negeri Yogyakarta
Editor: Dr. Farabi Fakih, M.Phil.


Referensi

Aritonang, Jan S. 2004. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Aritonang, Jan Sihar & Karel Stenbrink (ed.). 2008. A History of Christianity in Indonesia. Leiden & Boston: Brill.

Cribb, Robert & Audrey Kahin. 2004. Historical Dictionary of Indonesia. Lanham, Maryland: The Scarecrow Press, Inc.

Feith, Herbert. 2007 [pertama kali terbit tahun 1962]. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Singapore: Equinox.

Feith, Herbert. 2009 [pertama kali terbit tahun 1958]. The Wilopo Cabinet, 1952-1953: A Turning Point in Post-Revolutionary Indonesia. Singapore: Equinox.

Muljana, Slamet (2008). Kesadaran Nasional: Dari Nasionalisme sampai Kemerdekaan. Jilid 2. Yogakarta: LKiS.