Jong Celebes

From Ensiklopedia

Jong Celebes adalah nama organisasi pemuda di Sulawesi yang turut serta dalam dunia pergerakan Indonesia pada awal abad ke-10, teristimewa prosesi Sumpah Pemuda. Jong Celebes didirikan pada tanggal 25 April 1919, dengan tujuan mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan antarpelajar dari Sulawesi. Pada saat berlangsungnya Kongres Pemuda I dan II di Jakarta, Jong Celebes turut berpartisipasi dalam pertemuan bersejarah yang menjadi tonggak awal kesadaran para pemuda tentang persatuan nasional. Kongres Pemuda I menghasilkan keputusan penting yang mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia atau de Indonesische Eenheidgedachte, walaupun belum terlalu jelas. Pada tanggal 15 Agustus 1926, kembali diadakan pertemuan antar berbagai organisasi pemuda. Pada pertemuan yang berlangsung di gedung bioskop Java Jakarta tersebut dibahas usulan Jong Java untuk melakukan feredasi antar berbagai organisasi pemuda termasuk Jong Celebes. Namun demikian, dalam rapat ini belum ada rumusan yang jelas tentang mode federasi, sehingga pada tanggal 20 Februari 1927, kembali diadakan pertemuan dengan agenda fusi antarorganisasi yang ada.

Saat pembentukan panitia kongres pemuda pada Juni 1928, wakil dari Jong Celebes terlibat di dalamnya sebagai Pembantu III. Susunan panitia tersebut adalah Ketua: Soegondo Djojopoespito dari PPPI; Wakil Ketua: Djoko Marsaid dari Jong Java; Sekretaris: Muhammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond; Bendahara: Amir Sjarifuddin dari Jong Bataks Bond; Pembantu I: Djohan Muh. Tjai dari Jong Islamiten Bond; Pembantu II: Kotjosungkono dari Pemuda Indonesia; Pembantu III: Senduk dari Jong Celebes; Pembantu IV: J. Leimena dari Jong Ambon, dan Pembantu V: Rohyani dari Pemuda Kaum Betawi.

Selepas tahun 1927, upaya untuk membentuk badan kontak mengalami kegagalan, sehingga pimpinan dalam mempersatukan gerakan pemuda diambilalih oleh dua perhimpunan yang baru, yakni Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan Jong Indonesia. PPPI didirikan pada tahun 1926 oleh pelajar-pelajar kelas tertinggi STOVIA dan Sekolah Tinggi Hukum. Pada Januari 1930, Jong Celebes bergabung dalam PPPI dan berbagai organisasi atau perhimpunan menyelenggarakan kongres pembubaran. Jong Celebes dan Pemuda Sumatera akhirnya membubarkan diri pada Maret 1930.

Tokoh-tokoh terkenal dalam Jong Celebes adalah Rumondor Cornelis Lefrand Senduk,  Arnold Mononutu, dan Agustine Magdalena Waworuntu. Senduk adalah siswa sekolah kedokteran Hindia Belanda (STOVIA). Selain sebagai salah seorang tokoh dalam lahirnya Sumpah Pemuda,  dia juga menjadi salah satu penggagas lahirnya Palang Merah Indonesia (PMI). Sementara itu, Arnold Mononutu selain menjadi anggota Jong Celebes, dia juga merupakan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia dan bagian dari Kongres Pemuda II. Seperti halnya Senduk, Monotutu adalah pelajar di STOVIA, dan melanjutkan studi di Akademi Hukum Internatsional Den Haag, Belanda. Arnold Mononutu kemudian menjadi Menteri Penerangan pada 1949-1953. Selanjutnya adalah Agustine Magdalena Waworuntu yang ayahnya merupakan anggota Volksraad atau Dewan Rakyat Hindia Belanda. Agustine juga terjun ke dunia politik dengan menjadi walikota Manado pertama pasca dibubarkanya Republik Indonesia Serikat, dan menjadi  walikota perempuan pertama Manado.

Penulis: Sarkawi
Instansi: Universitas Airlangga Surabaya
Editor: Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum


Referensi

Abdullah, Taufik dan A.B. Lapian (ed.). Indonesia dalam Arus Sejarah. Masa Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2012.

Empat Puluh Lima Tahun Sumpah Pemuda. Jakarta: Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta, 1974.

Poeponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Balai Pustaka, 1993.