Pemuda Sosialis Indonesia (PESINDO)

From Ensiklopedia

Pada 10 November 1945, atas inisiatif Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin, diadakan Kongres Pemuda Indonesia Pertama di Balai Mataram Yogyakarta (Santosa 2019). Kongres dipimpin oleh B.R.M. Hertog, menghasilkan terbentuknya organisasi Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) (Soelias 2016 37-40). Pesindo merupakan gabungan dari tujuh organisasi kepemudaan, yaitu Angkatan Pemuda Indonesia, Angkatan Muda Republik Indonesia, Gerakan Pemuda Republik Indonesia, Pemuda Republik Indonesia, Angkatan Muda Kereta Api, Angkatan Muda Gas dan Listrik, Angkatan Muda Pos, Telegraf dan Telepon (Hardjito 1952 34; Soelias 2016, 40). Azas dan tujuan Pesindo yaitu: (1) Kedaulatan rakyat yang penuh (Sosialisme) dalam lapangan politik ekonomi dan sosial; (2) Memperteguh negara R.I. berdasar kedaulatan rakyat yang penuh (Masyarakat sosialistis) (Hardjito 1952: 125).

Pesindo merupakan salah satu fraksi pemuda terbesar yang ada pada masa revolusi Indonesia yang ikut aktif dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peran besar Pesindo adalah bersama-sama dengan tentara regional melakukan perlawanan secara militer terhadap Belanda yang berusaha untuk kembali menjajah Indonesia. Perlawanan militer dilaksanakan oleh Badan Pembelaan dengan menggerakkan pasukan paramiliter Pesindo, yaitu Laskar Pesindo (Santosa 2019). Antara 1946 dan 1947, strategi Pesindo mengalami pergeseran dari kekerasan senjata menuju taktik diplomatik meskipun masih tetap radikal.

Sejak berdiri hingga 1947, Pesindo memiliki 300.000 anggota tersebar di seluruh Indonesia. Pada Februari 1948, jumlah ini merosot menjadi 100.000 orang (Soelias 2016: 40). Pesindo memiliki perwakilan di Jakarta, Bogor, Priangan, Banten, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Banyumas, Kedu, Mataram, Surakarta, Pati, Bojonegoro, Madiun, Kediri, Surabaya, Malang, Besuki, Madura, Sunda Kecil, Palembang, Bengkulu, lampung dan Kalimantan (Soelias 2016: 41).

Kegiatan Pesindo di bidang penerbitan surat kabar meliputi Bintang Poetih, Soeara Pemoeda, Keadilan, Penghela Rakyat, dan majalah Revolusioner. Usaha Pesindo dibidang sosial meliputi (1) pendidikan dan pelatihan melalui Sekolah Menengah Proletar, Sekolah Menengah Putri di Pematang Siantar dan Marx House; (2) Budaya dengan mendirikan “Ludruk Pesindo” kemudian dikenal dengan “Ludruk Marhaen; 3) kegiatan yang bersifat filantropis (amal) (Soelias 2016: 64-76). Pesindo melakukan perjuangan bersenjata melalui unit-unit kelaskaran yang diperbantukan pada tentara Republik Indonesia (Soelias 2016: 68-71; Santosa 2019).

Pesindo juga melakukan proganda melalui radio (Het Dagblad, 13 November 1947, 2) dan pertunjukan wayang dengan cerita perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia. Pesindo menjadi ormas terbesar dan terkuat dalam persenjataan. Pesindo juga menjadi anggota Gabungan Pemuda Demokratis Sedunia, World Federation of Democratic Youth (WFDY) dan menjalin hubungan dengan Organisasi Pemuda Belanda (Algemene Nederlandse Jeugd Vereniging) serta Liga Pemuda Eureka (Eureka Youth League) Australia (https://koransulindo.com/jejak-pesindo-dalam-revolusi/)

Data 1948 menunjukkan keterlibatan Pesindo dalam pembunuhan dr. Moewardi di Solo (De Nieuwsgier, 22 Oktober 1948, 2) dan peristiwa Madiun 1948. Setelah insiden Madiun, Pesindo kehilangan sebagian besar kekuatan politik, kelaskaran serta tokoh-tokohnya (Soelias 2016: 119). Di dalam kongresnya yang ke-3, pada 4-12 November 1950, Pesindo mengubah namanya menjadi Pemuda Rakyat. Pesindo secara resmi berakhir dan berganti dengan Pemuda Rakyat (Soelias 2016: 122; Algemeen Indisch Dagblad, 16 November 1950: 2).

Penulis: Tiwuk Kusuma Hastuti
Instansi: Universitas Sebelas Maret
Editor: Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M. Hum.


Referensi

Algemeen Indisch Dagblad “Pesindo Gewijzigd in Pemuda Rakjat”. Tanggal 16 November 1950.

De Nieuwsgier, “Dr. Moewardi’s Dood”. Tanggal 22 Oktober 1948.

Hardjito (1952). Risalah Gerakan Pemuda. Djakarta: Penerbit Pustaka Antara.

Het Dagblad, “Pesindo Doet Beroep op Jongeren”.  Tanggal 13 November 1947.

https://koransulindo.com/jejak-pesindo-dalam-revolusi/

Santosa, Yusuf Budi Prasetya dan Fahmi Hidayat, 2019). “Peranan Laskar Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dalam Revolusi Indonesia 1945-1949”. Alur Sejarah: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2, No. 2. 2019. Universitas Indraprasta PGRI.

Soelias, Norman Joshua, 2016. Pesindo: Pemuda Sosialis Indonesia 1945-1950. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.