Johannes Leimena

From Ensiklopedia

Johannes Leimena adalah tokoh penting dalam pemerintahan presiden Sukarno. Ia lahir di Ambon pada 6 Maret 1905. Om Jo termasuk beruntung karena mengenyam pendidikan di sekolah yang Belanda. Pada 1914, Om Jo pindah ke Batavia dan melanjutkan pendidikan di Europeesch Lagere School (ELS). Namun hanya beberapa bulan bersekolah di situ, Om Jo pindah ke Sekolah Menengah Paul Krugerschool atau kini menjadi Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) Kwitang. Dari sana, Om Jo melanjutkan pendidikan di MULO Kristen.

Om Jo mulai aktif berorganisasi saat melanjutkan pendidikan kedokterannya di School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) di Surabaya pada 1930. Sepanjang 1925-1927, para mahasiswa di Surabaya yang tergabung dalam Jong Indie aktif melakukan pendalaman Alkitab. Pada Desember 1932, bersama dengan Batavia Christelijke Studenten Vereeniging op Java  (CSV) mengadakan konferensi di Kaliurang, Yogyakarta. Johannes Leimena menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut bersama dengan Ir. C. L. van Doorn dan Dr. Hendrik Kraemer (gmki.or.id). Leimena ditetapkan sebagai Ketua Umum CSV pada konferensi tersebut sampai 1939. Di tahun yang sama (1939), Om Jo melanjutkan pendidikan kedokterannya di Geneeskunde Hogeschool (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id).

Sebelum itu, Om Jo juga sudah terlibat di Jong Ambon. Organisasi pemuda daerah tersebut berhasil menggerakan adanya Kongres Pemuda II di Batavia. Hari pertama kongres dilaksanakan di Gedung Katholikee Jongelingen Bond. Sedangkan kongres hari kedua dilaksanakan di Gedung Oost Java (Gedung Pemuda di Jalan Medan Merdeka Utara, jakarta Pusat). Johannes Leimena, putra kelahiran Ambon, tercatat sebagai peserta kongres dari Jong Ambon (Gun Gun, 2019: 229). Leimena didapuk menjadi Pembantu IV dalam susunan panitia Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda menjadi titik terang kesadaran pemuda pemudi atas persatuan dan kesatuan bangsa.

Om Jo memulai karir sebagai dokter di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) Batavia, sekarang menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ketika Gunung Merapi meletus, Om Jo ditugaskan ke Yogyakarta. Setelahnya, dia berpindah tugas ke RS Zending Immanuel di Bandung. Dokter Leimena bertugas dari 1931 hingga 1941.

Karier Om Jo di bidang organisasi masih terus berjalan. Pada 1945, dia ikut membentuk Pengurus Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI). Om Jo terpilih sebagai ketua umum. Pada tahun tersebut, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) juga terbentuk. Leimena memutuskan untuk bergabung di Parkindo. Pada masa kemerdekaan, Om Jo masih berkarir sebagai dokter. Hingga akhirnya, Sukarno meminta Om Jo menjadi Menteri Muda Kesehatan pada Kabinet Sjahrir II.  Atas alasan itu pula, tugas sebagai Ketua Umum PMKI diserahkan pada dokter Engelen (gmki.or.id).

Tahun 1950 menjadi tahun paling sibuk bagi Leimena di bidang organisasi kepemudaan Kristen. Pada tahun ini, Leimena terpilih menjadi Ketua Umum Parkindo. Dia mengemban tugas tersebut sampai 1957. Di kediaman yang beralamat di Jl. Teuku Umar No. 36 Jakarta, berkumpul wakil PMKI dan CSV. Pertemuan tersebut menghasilkan suatu kesepakatan bahwa PMKI dan CSV akan meleburkan diri dalam suatu organisasi bernama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Om Jo diangkat sebagai ketua umum hingga kongres pertama GMKI diadakan (gmki.or.id). Tidak hanya itu, Leimena juga berperan dalam pembentukan Dewan Gereja Indonesia, yang sekarang menjadi Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia. Pembentukan DGI sesuai hasil Kongres Pembentukan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) pada 21-28 Mei 1950 di Sekolah Theologia Tinggi (sekarang Sekolah Tinggi Teologi Jakarta) (pgi.or.id). Berdasarkan hasil kongres tersebut, Om Jo terpilih sebagai wakil ketua komisi gereja dan negara.

Dokter Johannes Leimena adalah tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri. Mulai dari Kabinet Syahrir II (1946) hingga Kabinet Dwikora III. Mulai dari Menteri Muda Kesehatan, Menteri Sosial (Kabinet Djuanda 1957-1959), Wakil Perdana Menteri II sekaligus Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (Kabinet Dwikora II 1966) hingga jabatan terakhir sebagai Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Umum (Kabinet Dwikora III 1966). Om Jo menjadi satu-satunya pejabat negara yang menjabat sebagai menteri selama 21 tahun tanpa putus. Ketika terjadi Operasi TRIKORA, Om Jo juga terlibat di dalamnya sebagai anggota Komando Operasi Tinggi. Dalam operasi tersebut, Leimena berpangkat Laksamana Madya (Tituler) TNI Angkatan Laut. Om Jo tidak lagi menjadi menteri saat pemerintahan Presiden Sukarno. Meskipun begitu, Soeharto mendapuknya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung hingga 1973. 4 tahun kemudian, Om Jo menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Maret 1977.

Penulis: Ega Rezeki Margaretha Barus


Referensi

Dr. Johannes Leimena. https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/?box=detail&id=49&from_box=list&hlm=4&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=1&presiden=sukarno diakses pada 6 Januari 2022.

Gun Gun Heryanto, dkk. 2019. Literasi Politik: Dinamika Konsolidasi Demokrasi Indonesia Pascareformasi. Yogyakarta: Diva Press.

Inventaris Djogja Documenten 1945-1949. Arsip No. 190. Daftar nama panitia delegasi Uni Indonesia-Belanda disertai foto panitia, April 1948. Diakses pada 28 Oktober 2021.

___________________________________. Arsip No. 237. Berkas Mengenai Penyelesaian Perundingan Indonesia-Belanda oleh Dr. Leimena tahun 1948. Diakses pada 28 Oktober 2021.

Mawa Krena. Johannes Leimena, Orang Paling Jujur di Mata Sukarno. https://tirto.id/johannes-leimena-orang-paling-jujur-di-mata-sukarno-bJLB 29 Maret 2018. diakses pada 6 Januari 2022.

Sejarah GMKI. https://gmki.or.id/2018/05/10/tentang-gmki/ diakses pada 6 Januari 2022.

Sejarah Singkat PGI. pgi.or.id  diakses pada 6 Januari 2022.