Alexander Evert Kawilarang

From Ensiklopedia

Alexander Evert Kawilarang seorang mantan tentara Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) dan perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) pasca kemerdekaan. Beliau lahir pada tanggal 23 Februari 1920 di Batavia, Hindia-Belanda, dalam lingkungan keluarga militer. Ayahnya, Alexander Herman H. Kawilarang, juga seorang tentara KNIL (Israr, 2010:9). Pendidikan sekolahnya ditempuh di Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar) di Semarang dan Cimahi, kemudian di Hogere Burger School (SMP-SMA) di Bandung.

Pendidikan militer pertama ditempuh Alexander Kawilarang di Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) pada tahun 1940, kemudian dilanjutkan di Koninklijk Militaire Academie pada tahun 1941. Setelah lulus, Alexander Kawilarang ditugaskan di Magelang sebagai komandan peleton dan Bandung sebagai instruktur (Ramadhan, 1988). Selama masa pendudukan Jepang, hidup Alexander Kawilarang cukup berat dan setelah kemerdekaan karirnya mulai meningkat. Pangkat letnan kolonel berhasil didapatkannya pada tahun 1946 dan menjadi Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat. Beliau juga menjadi Komandan Brigade II/Surya Kencana dalam menghadapi Agresi Militer Belanda I.

Beberapa capaian prestasi berhasil ditorehkan Alexander Evert Kawilarang selama karir militernya bagi negara, seperti penumpasan pemberontakan Andi Azis di Makassar dan pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo pada tahun 1950 (Israr, 2010: 233). Alexander Evert Kawilarang bertindak sebagai Panglima Tentara dan Teritorium III/Jawa Barat.

Selain itu, beliau juga memiliki peran penting dalam sebuah operasi militer menjaga kedaulatan negara yang pada saat itu bernama Republik Indonesia Serikat. Operasi tersebut bertujuan menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku pada tahun 1950 (Ramadhan, 1988). Beliau memimpin pasukan militer yang pada saat itu bernama Komando Pasukan Maluku Selatan (Kompas Malsel) (Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia, 1978: 82-83). Alexander Kawilarang adalah tokoh dibalik lahirnya pasukan khusus yang diberi nama Kesatuan Komando Tentara Territorium III pada 15 April 1952 di Jawa Barat. Pasukan ini adalah cikal bakal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Alexander Kawilarang pernah dianggap sebagai pengkhianat karena memutuskan bergabung bersama Perjuangan Semesta (Permesta) pada tahun 1958. Beliau bergabung dengan Permesta dikarenakan kecewa kepada pemerintah Indonesia yang memutuskan untuk menjatuhkan bom melalui Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di Manado (Historia, 2020). Meskipun pada awal tahun 1961, Alexander Kawilarang bersedia melakukan gencatan senjata dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia. Sejak saat itulah karir militer Alexander Kawilarang berhenti. Bahkan sejak tahun 1958, Alexander Kawilarang mengatakan dalam biografinya bahwa kehidupannya sebagai seorang tentara telah usai (Ramadhan, 1988).

Penulis: Fernanda Prasky Hartono
Instansi: Universitas Gadjah Mada
Editor: Dr. Sri Margana, M.Hum.


Referensi

Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Angkatan Darat, 1978. Penumpasan Pemberontakan Separatisme Di Indonesia.

Historia, 2020, Alexander Kawilarang, Kisah Patriot yang Dicopt, https://historia.id/militer/articles/alex-kawilarang-kisah-patriot-yang-dicopot-PelmJ/page/1 , diakses pada tanggal 14 November 2021.

Israr, Hikmat. 2010. Kolonel A. E. Kawilarang Panglima Pejuang & Perintis Kopassus. Jakarta: Asmi Publishing.

Ramadhan K.H. 1988. A. E. Kawilarang: Untuk Sang Merah Putih Pengalaman 1945-1961, Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.